Oleh: Ni’amul Qohar
Zaman semakin berkembang secara cepat dan pesat. Perubahan yang terjadi di dalam tatanan masyarakat tidak bisa dihindarkan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa tatanan masyarakat yang telah berubah akan menimbulkan berbagai dampak. Dampak positif dari kemajuan zaman ini aadalah dapat membuat manusia bersifat rasional, berpikir progresif, menghargai waktu, inklusif, dan obyektif. Sedangkan dampak negatifnya yaitu bersikap materialistik, hedonis, dan hasrat menguasai semua aspek kehidupan secara berlebihan dan membabi buta.
Kemajuan zaman selalu diiringi dengan semakin canggihnya teknologi. Problem masalah manusia modern atas dampak teknologi yaitu, distegrasi ilmu pengetahuan, kepribadian yang terpecah, penyalahgunaan teknologi, pendangkalan iman, pola relasi yang materialistik, menghalalkan berbagai cara, stress, depresi, frustasi, serta kehilangan harga diri dan masa depan.
Dalam konteks masyarakat modern Indonesia sendiri timbul satu krisis yang sangat urgent yaitu krisis moral atau kekeringan spiritual. Seringkali manusia lupa bahwa dia bukan hanya sebagai makhluk fisik malainkan juga makhluk spiritual. Maka dari itu perlu suatu solusi dalam memperbaiki krisis spiritual yang dialami oleh manusia modern. Krisis spiritual menjadi bagian dari permasalahan psikologi mental.
Dalam rangka memperkaya suatu keilmuan ada keintegritasan antara ilmu psikologi dengan ilmu tasawuf. Ilmu tasawuf dan ilmu psikologi menjadi salah satu disiplin keilmuan yang fokus dalam kajian spiritual/ kejiwaan untuk menyeimbangkan aspek jasmani dan rohani manusia. Kedua keilmuan ini memiliki persamaan dalam konsepsi potensi dasar dan perkembangan jiwa manusia.
Ilmu tasawuf memiliki tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini menyadarkan kita bahwa betapa jauhnya diri kita kepada Allah SWT. Ilmu tasawuf juga menyadarkan bahwa dari mana kita berasal dan di situ tempat kita untuk kembali. Dari sini sudah jelas bahwa ajaran tasawuf meberikan petunjuk bagi kita ke mana arah kehidupan. Tidak ada cara lain untuk mengatasi problem manusia modern, kecuali dengan menyadari bahwa manusia adalah makhluk spiritual. Sehingga timbul perilaku bijak untuk diri sendiri maupun kepada orang lain.
Ilmu tasawuf juga turut mengajarkan kepada manusia tentang hakikat hidup bahagia, yang meliputi hidup sehat secara fisik maupun jiwa. Kesehatan fisik sangat tergantung dalam pola makan maupun minum yang halal dan baik. Al-Harali seorang ulama besar berpendapat bahwa jenis makanan dan minuman dapat mempengaruhi jiwa dan mental manusia. Beliau berpendapat kata rijs dalam surah Al-Anam 145 mengandung arti keburukan budi pakerti dan kebobrokan mental. Dianjurkan pula untuk mengkonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan dan meminimalkan mengkonsumsi daging, sebab dapat membentuk karakter menjadi keras.

Selain diperlukan makanan dan minuman yang halal dan baik. Dalam rangka merawat kesehatan mental diperlukan ibadah spiritual seperti shalat, puasa dan dzikir. Shalat bagi orang Islam berdampak pada kondisi jiwa maupun kesehatan fisik. Kondisi fisik bisa sehat dengan lantaran gerakan sujud dengan posisi lutut membentuk sudut sehingga menyebabkan pencegahan timbulnya kegembyoran di atas bagian tengah, aliran darah ke bagian atas tubuh terutama kepala.
Ibadah puasa dan dzikir pun demikian memberikan dampak positif untuk menyehatkan mental. Dari ini sudah jelas bahwa untuk mengatasai krisis spiritual yaitu dengan cara selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan merawat kesehatan fisik maupun jiwa.
Allahu’alam bishowab….
Sumber rujukan
Ali Imron “Tasawuf dan Problem Psikologi Modern”, Volume 29 Nomor 1 Januari-Juni 2018, Institut Agam Islam Tribakti Kediri.
Mulizar, S.Pd.I, M.TH, “Pengaruh Makanan dalam Kehidupan Manusia (Studi Terhadap Tafsir Al-Azhar”, Jurnal At-Tibyan Vol. I No.1 Januari–Juni 2016
