/>
Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!
Beli Buku

ROHANA KUDDUS JURNALIS PEREMPUAN PERTAMA INDONESIA

Oleh: Ni’amul Qohar

Rohana Kuddus merupakan tokoh perempuan yang menjadi jurnalis pertama di Indonesia. Hidupnya telah didedikasikan penuh untuk memperjuangkan kaum perempuan. Beliau memiliki nama asli Sitti Rohana, sedangkan kata Kuddus di belakang namanya itu diambil dari nama suaminya yaitu Abdul Kuddus. Rohana lahir di Koto Gadang, Minangkabau, pada tanggal 20 Desember 1884 M. Terlihat dari tahun kelahirannya beliau sezaman dengan R.A Kartini, yang lahir pada tahun 1879 M.

Ayahnya bernama Moehammad Rasjad Maharadja Sutan, seorang Hoofd Djaksa (kepala Jaksa) di masa pemerintahan Hindia Belanda. Sedangkan ibunya bernama Kiam. Rohana tumbuh kembang di dalam keluarga yang sangat mencintai keilmuan. Ayahnya memiliki banyak keleksi buku, majalah, dan surat kabar. Hal ini sangat mempengaruhi karakter Rohana, yaitu menjadikannya sebagai anak yang sangat gemar membaca buku. Salah satu kesukaannya yaitu membaca surat kabar.

Berdasarkan hukum adat yang telah berlaku pada waktu itu, yaitu seorang perempuan di luar rumah hanya diperbolehkan untuk belajar tentang shalat dan menghafal Al-Qur’an. Adat yang seperti ini membuatnya tidak mengeyam bangku sekolah formal. Tetapi atas didikan ayahnya di usia lima tahun Rohana sudah mulai mengenal abjad latin, Arab dan Arab Melayu.

Ketika usianya menginjak enam tahun, Rohana ikut ayahnya pindah tugas ke Alahan Panjang sebagai juru tulis. Di tempat barunya ini mereka bertetangga dengan Jaksa Alahan Panjang yaitu Lebi Jaro Nan Sutan. Dikarenakan tidak memiliki keturunan Rohana dianggap anaknya sendiri oleh Sutan beserta istrinya, Adiesa. Rohana sering dipanggil oleh Adiesa untuk bermain ke rumahnya. Di sana Rohana tidak hanya bermain, melainkan juga diajari oleh Adiesa membaca, menulis dan berhitung.

Buah dari ketekunan Rohana dalam belajar, di usia 8 tahun beliau sudah bisa menulis huruf Arab, Arab Melayu dan latin dengan lancar. Ayahnya selalu memantau dan mendukung perkembangan keilmuan Rohana. Seringkali ayahnya membelikan buku terbaru yang berisi tentang dongeng anak-anak. Buku-buku semacam inilah yang dilahap habis oleh Rohana ketika masih kecil.

Perjuangan Membela Nasib Kaum Perempuan

Beli Buku

Kepeduliannya terhadap kaum perempuan sangatlah besar. Tidak adanya sekolah untuk pribumi perempuan membuat Rohana mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia, pada tanggal 11 Februari 1991. Sekolah ini selain mengajarkan keterampilan juga memberikan pendidikan menulis, membaca dan berhitung, serta ditambah lagi dengan pendidikan ilmu agama.

Selain itu perjuangnya untuk kaum perempuan kembali diukir melalui kiriman surat kepada Datuk Sutan Maharadja, pemimpin redaksi Oetoesan Melajoe di Padang, beliau menyampaikan pendapat agar perempuan diberikan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan setara dengan lelaki. Beliau juga memberikan usulan kalau Oetoesan Melajoe memberikan ruang untuk tulisan para perempuan.

Setelah membaca surat Rohana yang penuh akan makna itu, Maharadja pergi ke Koto Gadang untuk menemui perempuan yang memiliki pemikiran progresif ini. Waktu pertemuan berlangsung dengan hikmat dan Rohana menyampaikan gagasannya yang tidak hanya sekedar memberikan ruang bagi tulisan perempuan di Oetoesan Melajoe, melainkan menerbitkan surat kabar khusus untuk perempuan. Namun beliau tidak bisa mengurusi semua itu dengan sendiri, sebab tidak bisa meninggalkan Sekolah Kerajinan Amai Setia.

Lantas Maharadja mengusulkan agar yang mengurus keperluan gagasan ini di Padang yaitu anaknya, Ratna Juwita Zubaidah. Usulan ini diterima dengan baik, Rohana dan Ratna Juwita membagi tugasnya masing-masing. Bagian yang mengurus keperluan redaksi di Padang akan dikerjakan Ratna sedangkan yang mencarikan kontibutor mengisi rubrik-rubrik dalam surat kabar yaitu Rohana. Maka, terbitlah Soenting Melajoe, pada tanggal 10 Juli 1912 yang diambil dari kata Soenting/ Sunting yang artinya perempuan. Sedangkan Melayu artinya meliputi wilayah Melayu, surat kabar ini diperuntukan bagi perempuan di seluruh tanah Melayu.

Sumber Rujukan:

M. Anwar Djaelani, “50 Pendakwah Pengubah Sejarah”, diterbitkan oleh Pro-U Media, Yogyakarta, 2016.

Nur Jati, “Mengenal Rohana Kuddus Wartawan Perempuan Pertama yang Menjadi Pahlawan Nasional”, HISTORIA, 08 November 2019.

Beli Buku
Share:
Beli Buku
Avatar photo

Ulama Nusantara Center

Melestarikan khazanah ulama Nusantara dan pemikirannya yang tertuang dalam kitab-kitab klasik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *