Oleh: Jeri Ardiansa
Lombok salah satu pulau di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dijuluki dengan pulau seribu Masjid dikarenakan banyaknya Masjid dan masyarakatnya gemar membangun Masjid. Selain dikenal dengan pulau seribu Masjid, Lombok juga sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia bahkan turis-turis mancanegara dikarenakan keunikan budaya, keindahan alam dan kulinernya yang enak, salah satunya kuliner yang sangat digemari oleh wisatawan adalah Pelecing Kangkung dan Ayam Taliwang. Gumi Sasak (Lombok) juga banyak melahirkan Tuan Guru yang mendedikasikan dirinya untuk mencerdaskan umat, dengan membangun lembaga pendidikan, yaitu Pondok Pesantren, salah satu Tuan Guru karismatik yang dimiliki oleh Gumi Sasak Adalah TGH. Ulul Azmi.
TGH. Ulul Azmi atau Abah Ulul lahir pada tahun 1960-an di Dusun Jerneng, Desa Terong Tawah, Kecamatan Labu Api, Kabupaten Lombok Barat. Ia lahir dari pasangan keluarga yang sederhana dan berprofesi sebagai petani, yaitu H. Ridwan dan Hj. Salmah.[1] TGH. Ulul Azmi adalah anak ke empat dari enam bersaudara. Walaupun TGH. Ulul Azmi lahir dari keluarga petani yang hidupnya serba kekurangan, tetapi orang tuanya pantang mencari nafkah dengan cara yang tidak diridhoi oleh Allah, karena mendapat rezeki dari cara yang haram akan berdampak buruk terhadap prilaku seorang anak.
Riwayat Pendidikan
TGH. Ulul Azmi sebagai anak petani dan kehidupan orang tuanya berkecukupan bahkan kekurangan, tetapi H. Ridwan dan Hj. Salmah tetap memperhatikan pendidikan anak-anaknya, TGH. Ulul Azmi mendapat pendidikan pertama dari kedua orang tuanya, setelah usianya semakin dewasa, kemudian ia dimasukkan di SD Negeri 1 Bajur pada tahun 1967, Ia sangat serius dan tekun belajar sehingga Ulul Azmi dapat menamatkan bangku sekolah dasar pada tahun 1973.
Setelah tamat dari bangku Sekolah Dasar kemudian TGH. Ulul Azmi dititipkan atau dipondokkan oleh ayahnya, yaitu H. Ridwan pada tahun 1973 di Pondok Pesantren Darul Falah Pagutan, Kecamatan Ampenan (Sekarang Kecamatan Mataram) di bawah asuhan TGH. Abhar Muhyiddin atau yang akrab disapa Datuq Abhar.[2] Pesantren darul Falah termasuk Pesantren Nahdatul Ulama dan Datuq Abhar salah satu putra terbaik Pagutan, Lombok Barat (Sekarang Mataram) yang banyak melahirkan Tuan Guru di Pulau Lombok.
TGH. Ulul Azmi betah tinggal di pondok, ia sangat fokus dan serius dalam belajar atau membaca literatur-literatur kitab yang berbahasa Arab yang ditulis oleh para ulama. Di Darul Falah, Ulul Azmi membaca kitab-kitab tentang Fiqih, Nahwu, Saraf, Tasawuf, Tajwid, Ushul, Ushul Fiqih, Balagah, Sejarah Nabi dll. Setelah ia selesai dari pengajian kitab yang dipimpin langsung oleh Datuq Abhar, malam hari ia mengulangi kembali pelajaran yang tadi pagi diajarkan oleh gurunya, tidak hanya murajaah tetapi juga mendiskusikan dengan teman-temannya.
![Beli Buku](https://ulamanusantaracenter.com/wp-content/uploads/2022/12/Buku-UPC-Website-Fiks.jpg)
Baca juga…Biografi TGH. Abhar Muhyiddin Pendiri Pondok Pesantren Darul Falah
Abah Ulul 14 tahun (1973-1986) meneguk manisnya madu ilmu agama yang di ajarkan oleh Datuq Abhar di Darul Falah. Selama 14 tahun TGH. Ulul Azmi tidak hanya fokus belajar, tetapi ia juga berkhidmat kepada gurunya. Guru yang mengajarkan dan membimbing ia sampai mahir membaca kitab dan menjadikan dirinya orang yang alim. TGH. Ulul Azmi menjadi murid yang patuh dan tunduk kepada Datuq Abhar, sehingga kesahariannya ia gunakan untuk melayani keperluan gurunya dalam kegitan mengajar dan berdakwah, karena ia mengharapkan keberkahan ilmu yang ia dapatkan dari Datuq Abhar.
TGH. Ulul Azmi dengan sabar dan istikomah mengabdi kepada gurunya, sehingga tidak heran kelak ia menjadi Tuan Guru karismatik dan berwibawa karena kealiman dan kedalam ilmu agama yang ia miliki. Ia menjadi salah satu murid kesayangan Datuq Abhar, sehingga nama yang diberikan oleh orangtuanya ketika ia lahir diganti menjadi Ulul Azmi oleh Datuq Abhar. Ulul Azmi menjadi Tuan Guru dan melanjutkan dakwah gurunya dengan membangun pondok pesantren di kampung halamannya.
Mendirikan Ponpes Abhariyah
Setelah belajar 14 Tahun di Darul Falah di bawah asuhan Datuq Abhar dan setelah menunaikan ibadah haji, TGH. Ulul Azmi sudah mulai intensif membina umat melalui pengajian-pengajian yang beliau adakan dan menghadiri undangan pengajian yang diadakan oleh masyarakat Jerneng ataupun masyarakat sekitar. Awalnya TGH. Ulul Azmi sepulang dari Makkah mendirikan pendidikan Diniyah untuk anak-anak dan membentuk kelompok pengajian yang diberi nama Darul Falah, kegiatan ini berlangsung sampai tahun 1996 M. Pada tahun 1996 M beliau mulai membangun sebuah lembaga pendidikan (Pondok Pesantren) di kampunganya, yaitu di Dusun Jerneng, Desa Terong Tawah sebagai tempat membina anak bangsa dan umat Islam, sehingga beliau sangat berperan penting dalam mewujudkan masyarakat Jerneng yang religius.
Pondok yang dibangunnya di Dusun Jerneng, Desa Terong Tawah diberi nama Abhariyah, yakni mengambil dari nama gurunya yaitu TGH. Abhar Muhyiddin. Kebiasaan seorang murid ketika membangun sebuah Madrasah atau Pesantren, maka mengambil nama Kiainya, dikarenakan mengharap berkah dari gurunya. Santri Pondok Pesantren Abhariyah berasal dari berbagai daerah, seperti Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, Mataram dan bahkan dari luar pulau Lombok.
Pondok Pesantren Abhariyah tidak hanya fokus mempelajari kitab tetapi juga belajar pengetahuan umum, sehingga banyak menelurkan dan melahirkan para Ulama yang nantinya akan melanjutkan dakwah gurunya di kampung halaman mereka masing-masing, dengan membangun Pesantren dan membuat kelompok pengajian. Abhariyah sudah melahirkan ribuan alumni dan memiliki banyak cabang, seperti di Kota Mataram, Lombok Tengah, dan Lombok Barat.[3] Selain sibuk mengajar di pondoknya, TGH. Ulul Azmi juga memiliki berbagai kegiatan dakwah di luar Pesantren, seperti (1) Memberi pengajian kepada masyarakat secara rutin di 86 Masjid di Pulau Lombok, (2) Mengisi pengajian di Polda NTB, PT, PLN Masjid Raya Attaqwa Mataram, Masjid Bencingan di Kantor Bupati Lombok Barat dll yang dilakukan sekali dalam sepekan, (3) Memberikan pesan rohani kepada calon TKI yang nantinya akan diberangkatkan oleh PT. Jasatama Widya Perkasa NTB, dan (4) Memberikan motivasi dan ceramah kepada TKI yang bekerja di perkebunan Sawit Malaysia milik kerajaan Malaysia.[4]
Baca juga… Jaringan Dea Guru Syaikh Zainuddin Tepal as-Sumbawi
![Beli Buku](https://ulamanusantaracenter.com/wp-content/uploads/2022/12/Buku-UPC-Website-Fiks.jpg)
TGH. Ulul Azmi adalah sosok ulama yang mengabdikan dirinya dan istikomah mentransfer ilmunya kepada masyarakat. Secara kontinu Abah Ulul mengajar santrinya dan mengisih pengajian di kampung-kampung. Bahkan Abah Ulul tetap mengajar santrinya dan memberikan pengajian kepada masyarakat walaupun beliau dalam keadaan sakit berat. Ia benar-benar berhidmat kepada Allah dan agama Islam sampai beliau kembali kepada sang Kholik.
Membina Rumah Tangga
Walaupun TGH. Ulul Azmi sibuk mengajar di pondoknya dan mengisi pengajian di berbagai instansi dan desa, tetapi ia tidak lupa dengan menikah. Ia menikah dengan perempuan dambaan hatinya, yaitu Rodiah (Hj. Rizkia Azmi) santriwati Pondok Pesantren Darul Hikmah Karang Genteng. Rodiah dengan senang dan sabar hidup berumah tangga dengan TGH. Ulul Azmi yang dari segi ekonominya berkecukupan bahkan kekurangan.
Suka dan duka dalam berumah tangga mereka lewati bersama-sama, karena meraka yakin bahwa dengan kesabaran dan dengan hati yang lapang, hidup akan terasa indah. TGH. Ulul Azmi menghidupkan dan memenuhi kebutuhan istrinya dari hasil ia bekerja dan di waktu itu Abah Ulul masih mengabdi di Darul Falah. Lembaga tempat ia ditempah dan dibentuk karakternya menjadi Santri yang pantang menyerah, membela kebenaran, sabar, dan menjadi santri yang tetap mengabdi kepada agama.
Setelah menjalin dan menjalankan rumah tangga bersama-sama. Tuhan memberikan mereka anak sebagai pelengkap hidupnya dalam membina rumah tangga dan kelak anaknya akan melanjutkan dakwah ayahnya. Dari hasil pernikahan pasangan suami istri yang berlatar belakang Santri dan Santriwati ini dikaruniai empat orang anak. Satu Putra dan tiga Putri, tentu kehidupan kelurganya merasa lengkap karena dikaruniai buah hati.
Rodiah tidak hanya menjadi teman hidup TGH. Ulul Azmi tetapi ia juga menjadi teman dan penyemangat TGH. Ulul Azmi dalam berdakwah guna melanjutkan Dakwah guru-guru mereka. Sehingga semangat TGH. Ulul Azmi semakin mengebuh-gebuh dalam berdakwah dan membina karakter umat, agar umat memiliki karakter yang mengedepankan nilai-nilai keislaman dalam semua lini kehidupan.
Hidmat di Organisasi
TGH. Ulul Azmi tida hanya fokus mengajar santri dan memberikan ceramah kepada masyarrakat-masyarakat, tetapi beliau juga berkhidmat di beberapa lembaga, seperti di Nahdlatul Ulama yang merupakan organisasi terbesar di Indonesia. Organisasi yang didirikan oleh Syaikh Hasim As’ari pada tahun 1926 yang sangat berperan penting mengusir penjajah dari Indonesia. Ia juga melanjutkan hidmat gurunya di Nahdtaul Ulama, yaitu TGH. Abhar Muhyiddin yang merupakan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama dari Kabupaten Lombok Barat dan pernah menjabat sebagai Rais Syuriah PCNU Kabupaten Lombok Barat.
![Beli Buku](https://ulamanusantaracenter.com/wp-content/uploads/2022/12/Buku-UPC-Website-Fiks.jpg)
TGH. Ulul Azmi menjadi Rais Syuriah PCNU Lombok Barat selama tiga periode, yaitu dari tahun 2000- 2015 dan pernah menjabat sebagai Mustasyar PCNU Lombok Barat. Selain di PCNU Lombok Barat beliau juga aktif di Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lombok Barat dari tahun 2000 – 2015 dan juga sebagai pengurus kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) Pondok Pesantren Darul Falah dan juga menjadi Penasehat Partai Golongan Karya di Provinsi Nusa Tenggara Barat.[5]
Baca juga…Keteladanan DGH. Muhammad Daud Batudulang As-Sumbawi
Selain itu, TGH. Ulul Azmi tercatat sebagai salah satu anggota Tim Badan Akreditasi Sekolah di wilayah Kabupaten Lombok Barat, pengurus Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Lombok Barat sejak tahun 2011 sampai 2020, penasehat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Lombok Barat sejak periode 2012 sampai 2020.[6] TGH. Ulul Azmi sangat terkenal di kalangan masyaraat Nahdiyin, khususnya masyarakat Nahdiyin Lombok Barat, ketenaran beliau karena ketawadduan, keilmuan, keistikomaan dan pengabdiannya kepada Nahdtatul Ulama.
Kembali Ke Rahmatullah
Setelah hampir seluruh hidupnya di abdikan dalam bidang pendidikan, dakwah, dan Nahdlatul Ulama, TGH. Ulul Azmi yang merupakan ulama karismatik dan dihormati oleh masyarakat menghembuskan nafas terakhir pada hari minggu 15, November, 2020 di ruangan ICU RSUD Nusa Tenggara Barat pada jam 20. 00 WIT. Almarhum meninggalkan istri dan anaknya yang selalu setia mendukung dalam berdakwah dan juga meninggalkan santri-santrinya. Kabar yang sangat menyedihkan bagi alumni Abhariah, jamaah, santri Abhariyah dan sahabat almarhum mendengar kabar tentang mangkatnya salah satu ulama yang sangat mumpuni ilmunya dalam mengkaji kitab para ulama.
Janazah almarhum di sholati berkali-kali dikarenakan banyaknya jamaah yang datang untuk bertemu terakhir kalinya, para santri, alumni dan jamaah juga ikut mensholati almarhum dan mengantar almarhum ke peristirahatan terakhir. Almarhum dimakamkan pada hari Senin 16, November 2020 sekitar pukul 06.00 di lingkungan Pondok Pesantren Al-abhariyah. Makam almarhum banyak di ziarahi oleh para peziarah. Semoga Almarhum di ampuni oleh Allah Swt.
Daftar Pustaka
![Beli Buku](https://ulamanusantaracenter.com/wp-content/uploads/2022/12/Buku-UPC-Website-Fiks.jpg)
[1] Ponpes Abhariyah. Blogspot. Com. Di akses pada hari Senin, 12, September, 2022.
[2] Ponpes Abhariyah. Blogspot. Com. Di akses pada hari Kamis, 15, September, 2022.
[3] Radar Lombok. Co. Id. Di akses pada hari Kamis, 15, September, 2022.
[4] Ponpesabhariayah. Blogspot. Com. Di akses pada hari Rabu, 14, September, 2022, jam 23.44.
[5] Nuonline, di akses pada hari Kamis, 15, September, 2022, jam 00.16.
[6] Ibid.