/>
Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!
Beli Buku

Kiai Ahmad Badawi Cholil, Kiai Chos dari Ponpes Darul Ulum Jombang

Kiai Ahmad Badawi Cholil merupakan putra kedelapan dari pasangan KH. Cholil Juraimi dan istri keduanya, Nyai Hj. Chasinah. Beliau dilahirkan di dusun Rejoso, Peterongan, Jombang pada tahun 1932. Masa kecilnya hingga menginjak usia remaja, beliau habiskan dengan berkhalwat, tirakat, dan membaca wirid – wirid. Di usia remaja inilah beliau juga pernah masuk ABRI dan terkenal sebagai sosok yang gigih melawan sekutu/ Belanda.

Menjadi Anggota ABRI

Kiai Ahmad Badawi sewaktu menjadi anggota ABRI pernah bertugas di daerah Tuban, Surabaya, dan Mojokerto. Beliau juga pernah menjadi Ketua GP Ansor pada tahun 1956 s/d 1960. Kemudian pada tahun 1964 s/d tahun 1970 beliau menjadi anggota DPRD – GR Kabupaten Jombang. Karena kepeduliannya di bidang agama yang begitu tinggi, maka beliaulah yang mendorong atas pendirian Muallimin Atas di Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Jombang dan Universitas Darul Ulum (UNDAR) bersama sepupunya Dr. KH. Mustain Romly pada tahun 1965.

Tokoh Muda yang Disegani

Beliau merupakan tokoh muda yang sangat disegani oleh kawan dan lawan. Beliau dahulu adalah sosok pemuda yang dikasihi oleh pamannya, Al-Mursyid KH. Romly Tamim. Hal tersebut bisa dilihat dari kegemaran beliau membaca aurad– aurad yang ijazahnya beliau terima langsung baik dari pamannya KH.  Romly Tamim, maupun dari ayahandanya KH. Cholil Juraimi. Adapun posisi beliau di Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan, Jombang, beliau dipercaya sebagai Dewan Harian dan Kepala Bagian Keamanan dan Ketertiban Ponpes Darul Ulum.

Baca juga :

Biografi KH. Dimyathi Romly Tamim

Tidak Menikah

Semasa hidupnya, belum pernah menikah, dikarenakan keistiqomahan beliau dalam membaca berbagai macam wirid–wirid  dan gemar berkhalwat. Ada kisah menarik yang didapat dari alumni sepuh Pondok Njoso, yakni Mbah Kiai Hanan dari Balung – Jember (Alumni tahun 49), pernah pada suatu hari setelah beliau diajak oleh Kiai Ahmad Badawi berburu di alas Saradan dengan mengayuh menggunakan sepeda, kemudian ketika mereka berdua rehat sejenak di beberapa pondok pesantren, Kiai Ahmad Badawi digoda oleh Mbah Kiai Hanan agar memilih salah satu santriwati untuk dinikahi oleh Kiai Ahmad Badawi, tapi beliau geleng-geleng menandakan isyarat tidak mau. Karena selama hidupnya, Kiai Badawi merupakan satu–satunya putra KH. Cholil Juraimi yang membujang sampai akhir hayatnya.

Menjelang Kewafatan

 

Beli Buku

Masih menurut penuturan Mbah Kiai Hanan. Menjelang kewafatannya, Kiai Badawi menjalani tirakat puasa “omong”, yakni tirakat puasa untuk tidak berbicara kepada siapapun. Tirakat model tersebut sama halnya dengan yang pernah dilakukan oleh Siti Maryam seusai melahirkan Nabiyullah Isa Alaihi Salam. Bersamaan dengan itu, beliau bertolak pergi ke Buntet, Cirebon untuk sowan kepada gurunya. Ketika berada di sana, ternyata beliau dipanggil menghadap kehariban Ilahi Robbi tepat pada tanggal 11 Syawal 1392 penanggalan hijriah, atau bertepatan dengan 1 Oktober 1972. Kemudian jenazah beliau dipulangkan ke Pondok Pesantren Darul Ulum, guna disemayamkan di pesarean pesantren yang masih satu komplek dengan makam ayahandanya dan paman–pamannya.

Ilaa hadroti Ruhii KH. Ahmad Badawi Cholil wa ilaa Jami’i Masyayikhuna fii Ma’had Darul Ulum Njoso, syaiulillah lahumul fatihah…

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ . الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ، إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ، اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ، صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ. أمين

By Akmal Kh

Share:
Beli Buku
Avatar photo

Ulama Nusantara Center

Melestarikan khazanah ulama Nusantara dan pemikirannya yang tertuang dalam kitab-kitab klasik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *