“Jadi manusia itu harus bisa meniru dhamir ‘naa’. Rafa’ ya bisa, nashab ya bisa, jarr ya bisa. Kalau di mushola mungkin aku yang jadi rafa’ (pemimpin) karena aku jadi imam, sedangkan kepala desa jadi makmum. Tapi kalau di pendapa, kepala desa yang jadi rafa’, saya nashab.”
KH. Abdul Hamid
“Shalat subuh jamaah, tidak perlu tanya lagi, setengah tahun saja setelah itu rasakan. Kalau kamu lebih banyak susahnya dibanding enaknya, caci maki aku, aku siap, asal kamu shalat subuh berjamaah.”
KH. Abdul Hamid
“Penyakit itu seperti tamu. Ada saatnya dia datang dan ada saatnya dia pergi, yang namanya tamu datangnya pasti ada tujuan dan membawa berokahnya masing-masing.”
KH. Abdul Hamid
“Jika kita tidak bisa berjalan sendiri menuju Allah, ya ikutlah dengan orang yang sudah dekat kepada Allah (orang-orang saleh).”
KH. Abdul Hamid