Peran para santri di era revolusi industri 4.0 sangatlah penting guna membawa negara Indonesia menuju masa keemasannya. Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, menunjukan suatu gambaran demografi Indonesia yang mengalami banyak perubahan. Sesuai prediksi dan analisis dari berbagai kalangan, bahwa Indonesia tengah mendapatkan Bonus Demografi, yaitu penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan usia non-produktif (usia 65+).
Pertumbuhan penduduk usia produktif dapat dijadikan sebagai potensi untuk memajukan suatu negara. Jika dilihat dari segi fisik maupun psikisnya, para santri yang sekarang berada di pondok pesantren termasuk yang berusia produktif dan sedang mengalami masa perkembangan. Santri pada umumnya memiliki karakteristik yang agamis serta nasionalis. Para santri sebagai generasi muda merupakan aset pembangunan yang potensial dan berharga bagi negara Indonesia, baik untuk saat ini maupun di masa mendatang. Diharapkan para pemimpin negeri ini adalah yang berasal dari pondok pesantren.
Baca Juga :
Pengakuan KH. Syamsul Qodri tentang Ning Atikoh Supriyanti
Mahfud MD, cawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, menaruh harapan besar terhadap para santri. Menurut dia negara Indonesia memerlukan sosok pemimpin yang berani dan jujur, terutama yang berangkat dari kalangan pesantren. “Saya punya optimisme yang kuat pada Indonesia emas nanti. Indonesia butuh generasi emas dari pesantren, yaitu menjadi sosok pemimpin yang berani dan jujur,” kata Mahfud MD dilansir dari antaranews.com
Diketahui bahwa Mahfud MD memberikan keterangan tersebut ketika menyampaikan tausiah kebangsaan di Pondok Pesantren Al-Falah, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu malam, 24 September 2023. Sementara dalam keterangan tertulis yang didapatkan dari Kabupaten Jember, Senin, Mahfud MD mengatakan bahwa saat ini sudah banyak pemimpin Indonesia yang lahir dari pondok pesantren. “Pada zaman modern ini, sudah banyak jebolan pondok pesantren yang menjadi pemimpin. Kenapa bisa begitu? Karena Indonesia sudah merdeka,” tambahnya. Para santri nanti harus ada yang menjadi pemimpin. Negara Indonesia butuh sosok pemimpin yang memegang nilai-nilai kejujuran serta pemberani. Kelak Indonesia emas akan bisa dicapai ketika pemimpinnya memiliki berani serta jujur tidak korupsi.
Pada kesempatan tersebut Mahfud MD turut memberikan motivasi kepada para santri di Ponpes Al-Falah Jember, untuk terus belajar menjadi calon pemimpin negeri yang bersih serta berani. Mahfud MD juga mengulas tentang makna filosofi Bendera Merah Putih dari sudut pandang karakter seorang pemimpin untuk bangsa Indonesia. “Bendera yang Anda pegang itu adalah lambang bahwa Indonesia sudah merdeka, negara ini berdaulat. Semua santri harus menyiapkan diri untuk menjadi pemimpin yang merah putih,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa merah artinya berani. Namun, kata Mahfud MD, menjadi pemimpin tidak cukup hanya berani, tetapi juga harus jujur atau bersih dari korupsi. “Sedangkan putih berarti suci, bersih atau benar. Untuk itu, mari berani menjadi pemimpin yang merah putih untuk melawan kebatilan di Tanah Air tercinta ini,” tegas Mahfud MD. Menurut Abdillah Toha, tokoh cendikiawan muslim, mengatakan bahwa Mahfud MD merupakan pemimpin yang bersih serta tegas. Sosok pemimpin seperti Mahfud MD inilah yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia. Bahkan Gus Dur juga menjuluki Mahfud MD seperti peluru yang tak bisa terkendali, artinya ia adalah sosok yang tegas dalam mengambil suatu keputusan dan bicara secara lantang jujur tentang beberapa kasus yang krusial. Selain itu hal yang tidak disangka sosok yang diharapkan menjadi guru agama, yaitu Mahfud MD justru menjadi pendekar hukum bagi bangsa Indonesia. Pak Toha, selaku guru ngaji Mahfud MD di kampung, dulu juga berharap agar Mahfud MD menjadi guru agama, hal ini disebabkan bacaan Al-Qurannya bagus, serta nilai mata pelajaran agamanya juga sering mendapatkan hasil yang memuaskan.
Oleh: Shofi Ulil, Penggerak Kebudayaan, (Jamaah Muhibbin Ning Atikoh Ganjar Nusantara)