Saat akan diselenggarakan Piala Dunia U-20 beberapa waktu lalu, Ganjar Pranowo dengan tegas menolak Israel. Pada saat itu ia mengatakan bahwa tidak mau melihat bendera Israel berkibar di tanah air Indonesia. Ia juga mengutip amanat Presiden Soekarno yang selalu mendukung perjuangan Palestina merdeka. Penolakan dari beberapa pihak tersebut mengakibatkan Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, termasuk bertanding di dalamnya.
Saat itu, akhirnya FIFA memutuskan untuk memindahkan turnamen tersebut dan menjadikan Qatar sebagai tuan rumah yang bersedia menerima semua peserta, termasuk Timnas Israel. Selain itu, sikap Ganjar Pranowo yang menolak Timnas Israel turut mendapatkan respon yang negatif dari sebagian masyarakat. Ia banyak diserang, dihujat, bahkan juga dianggap sebagai sosok penghancur harapan para Timnas Indonesia. Namun setelah adanya konflik antara Israel dengan Palestina yang kembali memanas sejak awal bulan Oktober 2023, rakyat Indonesia mulai sadar atas sikap Ganjar Pranowo yang pernah menolak Timnas Israel.
Baca Juga :
MAHFUD MD BICARA SOAL INDONESIA EMAS YANG BERADA DI TANGAN PARA SANTRI
Bahkan menurut pakar komunikasi publik Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, menilai bahwa Ganjar Pranowo sebagai calon presiden RI yang paling berpihak kepada Palestina. “Ini amanat konstitusi, bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan per kemanusiaan, dan peri keadilan,” ungkap Ganjar Pranowo. Di samping konsisten mengamalkan amanah konstitusi, Ganjar memiliki strategi khusus untuk menyelesaikan konflik Israel dengan Palestina. Menurut Ganjar, Negara Indonesia dapat menjadi inisiator perdamaian pada konflik Israel-Palestina. Ia ingin Indonesia punya solusi terbaik untuk ditawarkan ke PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa). Ganjar menyampaikan pesan ini saat bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Hidayatul Fudhola’ Wali Songo, Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, Senin (6/11/2023). “Kalau kita lihat seluruh dunia bergerak, maka Indonesia harus ikut berkontribusi. Organisasi Konferensi Islam harus bicara, di PBB kita harus bicara mencari solusi agar bisa mendamaikan,” tegas Ganjar.
Ganjar pun turut mengutuk perang yang terjadi, menurutnya konflik bersenjata tersebut tidak hanya membuat sengsara rakyat Palestina, namun juga menyebabkan banyak perempuan dan anak-anak kehilangan nyawa. “Apapun ketika namanya perang itu pasti menyengsarakan. Lebih-lebih ada anak-anak dan perempuan yang menjadi korban. Bahkan rumah sakit ikut juga jadi korban,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Ganjar menegaskan, Indonesia yang memiliki prinsip politik luar negeri yang bebas aktif harus mengambil sikap yang tegas dalam memulai perdamaian. “Saya kira Indonesia memiliki kesempatan itu. Maka sekarang dalam konteks politik bebas aktif, kita hari ini harus berusaha menginisiasi,” ucap Ganjar.
Bukan hanya Ganjar, Mahfud MD yang menjadi calon wakil presidennya ini juga menunjukan sikap kepeduliannya terhadap Palestina. Diketahui bahwa Mahfud MD memimpin doa untuk Palestina di Pondok Pesantren Minggir di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Doa bersama tersebut dihadiri ribuan santri dan pimpinan pondok pesantren, pada Sabtu (04/11/2023). “Ya Allah, muliakan dan tinggikanlah Islam dan kaum muslimin, berilah pertolongan kepada kaum muslimin dan mujahidin di Palestina.” “Ya Allah, binasakanlah kaum Yahudi dan pasukan Israel dan cerai-beraikanlah mereka,” ujar Mahfud MD dalam doanya.
Baca Juga :
Pengakuan KH. Syamsul Qodri tentang Ning Atikoh Supriyanti
Mahfud MD juga sempat menyampaikan posisi Indonesia dalam perselisihan ini. Ia mengatakan Indonesia mengutuk tindakan kekerasan di Gaza, Palestina. “Sesuai dengan prinsip dan tujuan negara Indonesia yang menganut perdamaian dunia, maka rakyat dan pemerintah Indonesia mengutuk keras tindakan kekerasan dan pembantaian di Gaza, Palestina oleh Israel,” tegasnya. Ketegasan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD membuktikan kepedulian mereka terhadap apa yang terjadi di Palestina, selain itu, keduanya juga sadar betul akan kemampuan Indonesia dalam berperan aktif mewujudkan resolusi konflik.
Oleh: Dr.Chotijah Fanaqi, S.Sos.I., M.I.K, Akademisi, Pegiat Majelis Taklim, (Jamaah Muhibbin Ning Atikoh Ganjar Nusantara)
