/>
Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!
Beli Buku

Biografi Ibu Nyai Hj. Siti Zubaidah Hasbiyallah, Ulama Perempuan Betawi

Oleh: Ni’amul Qohar

Ibu Nyai Hj. Siti Zubaidah Hasbiyallah merupakan anak pertama dari pasangan H. Hasanuddin dengan Hj. Hindun. Kata Hasbiyallah di belakang namanya diambil dari nama suaminya yaitu KH. Hasbiyallah. Ia memiliki sembilan bersaudara yang dilahirkan di Cipinang Kabembem, Jatinegera, Jakarta Timur pada tahun 1941, dalam sumber lain mengatakan 1942. Ibu Nyai Hj. Zubaidah sejak kecil sampai menikah belajar kitab kuning kepada KH. Abdul Hadi, seorang ulama yang masih keturunan ke-10 Sultan Maulana Syarif Hasanuddin Banten. Kepada KH. Abdul Hadi, ia telah mempelajari disiplin keilmuan nahwu, shorof, akidah, akhlak, dan fiqih.

Bahtera Rumah Tangga

Ketika usianya sudah menginjak 21 tahun atau pada tahun 1962, ia menikah dengan KH. Hasbiyallah, pengasuh Pondok Pesantren al-Wathoniyyah, Klender, Jakarta Timur, yang dikaruniai dua orang anak, putra-putri, yaitu Hj. Hilmah dan H. Saifullah Hasbiyallah. Meskipun sudah menikah, menjadi ibu rumah tangga, semangatnya dalam belajar tidak pernah luntur. Ia terus gigih dan tekun untuk mengaji kitab kuning kepada suaminya sendiri setiap habis shalat dzuhur atau shalat ashar. Ia tidak pernah absen untuk mengaji, kitab-kitab yang dipelajari dari suaminya dapat diselesaikan sampai khatam. Sehingga membuatnya sangat paham tentang isi kitab Alfiyah Syarah Ibnu Malik, Bughul Maram, dan Ihya’ Ulumuddin.

Pengajar Sejati

Ibu Nyai Hj. Siti Zubaidah juga menjadi pengajar di 22 majelis taklim ibu-ibu setiap bulan. Majelis taklimnya ini tersebar di berbagai wilayah sekitar, sepeti Klender, Tanah Toja, Kampung Bulak, Kampung Sumur, Rawa Badung, Kampung Jati, Cipinang dan Pulo Kambing. Ia juga menjadi guru tetap di majelis taklim ibu-ibu di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Dakwahnya dalam mengajar di setiap majelis taklim luar tidak membuatnya lupa dengan para santrinya yang berada di Pondok Pesantren al-Wathoniyyah.  Sebab ia telah dipercaya oleh suaminya untuk mengasuh para santri putri di Pondok Pesantren Putri Al-Banatul Wathoniyah. Santri-santrinya tersebut ada yang mukim (menetap di pondok) dan ada juga yang tidak menetap atau pulang-pergi (santri kalong). Kebayakan mereka berasal dari sekitar Klender, Bogor, Cinere, Taman Mini, dan Bekasi. Pada tahun 1986, ia tidak lagi menerima santri yang menetap, hanya menerima santri yang pulang pergi dengan alasan tertentu.

Karya Tulis

Beli Buku

Ibu Nyai Hj. Siti Zubaidah termasuk ulama perempuan yang turut mengambil peran dalam bidang karya tulis. Ia telah banyak menulis kitab risalah salah satunya yaitu Risalah fi Kaifiyyah Shalatit Tarawih (Kaifiyyah Sembahyang Tarawih dan Shalat Al-‘Idain). Kitab ini ditulis dalam bahasa Melayu-Indonesia dengan menggunakan aksara Arab (aksara pegon). Isi kitab risalah ini terdiri dari tata cara shalat tarawih, shalat idul fitri, dan shalat idul adha. Namun isinya lebih didominasi oleh tata cara shalat tarawih yang mencakup 14 halaman. Sedangkan tata cara shalat idul fitri dan idul adha hanya mencakup tiga halaman. Perihal shalat tarawih, ia menuliskan tuntunan melaksanakannya sebanyak 20 rakaat secara terperinci, mulai dari niat shalat, bacaan yang harus dibaca ketika shalat, bacaan yang harus dibaca di sela-sela pergantian shalat, hingga doa yang dibaca setelah selesai rakaat ke-20 dan setelah selesai shalat witir.

Kitab risalah ini diselesaikan pada hari Jumat 11 Juni 1976 (13 Jumadil Akhir 1396 H) yang ditashih oleh suaminya sendiri, KH. Hasbiyallah Klender. Ibu Nyai Hj. Siti Zubaidah telah menerbitkan secara mandiri kitab risalahnya ini, lalu disebarkan kepada jamaah pengajian, majlis taklim, serta pada santrinya. Hasil penjualannya ini dibuat untuk membangun atau memperluas Pondok Pesantren Al-Wathoniyah. Seperti yang sudah disinggung oleh penulis bahwa Ibu Nyai Hj. Siti Zubaidah memiliki banyak karya tulis, namun pada hilang ketika kediamannya direnovasi untuk pelebaran jalan.

Ibu Nyai Hj. Siti Zubaidah wafat pada tanggal 22 Rabi’ul Tsani pada tahun 1416 H yang dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga besar KH. Hasbiyallah yang terletak di depan masjid Jami’ Al-Ma’mur di Klender.

 

Sumber Rujukan

Rakhmad Zailani Kiki, “Genealogi Intelektual Ulama Betawi (Melacak Jaringan Ulama Betawi dari Awal Abad Ke-19 sampai Abad Ke-21)”, Jakarta Islamic Centre, Jakarta Utama 2011.

Rakhmad Zaini Kiki, “Hj. Zubaidah Hasbiyallah Ulama Perempuan Betawi, Penulis Risalah Shalat Tarawih dan Shalat Id.”, NU Onliene, 9 Mei 2019, dalam  https://www.nu.or.id/tokoh/hj-siti-zubaidah-hasbiyallah-ulama-perempuan-betawi-penulis-risalah-shalat-tarawih-dan-shalat-id-8GYLF

Ahmad Ginanjar Sya’ban, Risalah Fi Kaifiyyah Shalatit Tarawih Karangan Nyai Hj. Siti Zubaidah Hasbiyallah Klender (1967), Alfi.id 1 JUni 2018, dalam \
Risalah fi Kaifiyyah Shalatit Tarawih Karangan Nyai Hj. Siti Zubaidah Hasbiyallah Klender (1967)

Beli Buku
Share:
Beli Buku
Avatar photo

Ulama Nusantara Center

Melestarikan khazanah ulama Nusantara dan pemikirannya yang tertuang dalam kitab-kitab klasik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *