/>
Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!
Beli Buku

Ketika al-Buni (Pengarang Kitab Syamsul Ma’arif) Dikatakan Mengetahui Ilmu Ghaib

Oleh: Amirul Ulum

Jika ada sebuah rahasia yang sudah dibocorkan, maka hal tersebut dianggap tidak menjadi rahasia lagi, sudah menjadi konsumsi publik. Begitu juga jika ada ilmu yang dianggap ghaib, kemudian Allah SWT memberikan anugerah kepada hamba-Nya untuk mengetahuinya, seperti melihat malaikat, jin, dan setan, maka itu bukan ilmu ghaib lagi, tapi ilmu syahid (bisa disaksikan oleh hamba-Nya yang dihekendaki).

Sebelum Nabi Muhammad SAW dilahirkan (atau mendekati hari kelahirannya), banyak dukun memuja setan untuk mencuri catatan qalam yang ada di langit. Melalui para setan, dukun tersebut mendapatkan informasi tentang beberapa peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Setelah Nabi Muhammad SAW lahir, semua dukun tidak dapat mendapatkan informasi penting itu lagi, sebab langit sudah dijaga ketat oleh para malaikat. Jika setan-setan tersebut berbuat nekad hendak mencuri informasi langit, maka akan dilempari nujum yang mengenai sasaran. Setan-setan tersebut hancur lebur.

Allah  SWT Mempunyai hak untuk memberitahukan kepada hamba-Nya atas ilmu-ilmu yang tidak banyak diketahui orang, seperti para nabi, para wali, dan orang-orang shaleh. Mereka sibuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Allah SWT menyukai mereka, sehingga merekapun diberi kelebihan untuk mengetahui hal-hal yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang.

Salah satu ulama yang diberi anugerah Allah SWT dapat mengetahui hal-hal yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang adalah Syaikh Ahmad ibn Ali al-Buni (w.622 H). Ia dikenal sebagai faqih dan menjadi salah satu auliya qutb. Ia yang mengarang kitab Mambau Ushuli al-Hikmah dan Syamsyu al-Ma’arif. Doanya dikenal mustajab. Karena mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki kebanyakan orang, maka ia dituding mengetahui hal ghaib.

قال له الحافظ السلفي يوما: «إن أهل بلدنا (يعني الإسكندرية) يذكرون عنك أن عندك شيئا من علم الغيب!!»، فقال البوني: “قال الله  وَاللَّهُ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ  “. فقال السَّلفي: «صدق الله، وأنت تكلمت بالحق، فما هذا الذي يقوله الناس؟!» فقال البوني: «تصحيف وتحريف، وإنما أعلم علم الشاهد لا علم الغيب». فقال السلفي: «وما علم الشاهد؟» فقال البوني: «ما أظهره الله لي ولأمثالي ممن كان قبلي وفي زماني»

Pada suatu hari, al-Hafidz al-Salafi (Abu Thahir al-Salafi) berkata kepada al-Buni, “Penduduk kita (Iskadariyah) sedang ramai membicarakan Anda. Anda dianggap mempunyai ilmu Ghaib.” Maka al-Buni menjawab (seraya membacakan ayat al-Qur’an), “dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).” (QS. An-Nahl : 65)

Beli Buku

Al-Salafi Menjawab, “Maha benar Allah atas firman-Nya, dan kamu berbicara dengan benar. Terus apa yang sedang ramai dikatakan manusia (atas dirinya mengenai ilmu ghaib).”

Al-Buni menyahut, “Itu berita tidak benar, perlu dikoreksi ulang. Saya hanya mengetahui ilmu Syahid, bukan ilmu Ghaib.”

Al-Salafi berkata, “Apa yang dimaksud dengan ilmu Syahid?”

Al-buni menjawab, “Ilmu yang ditampakkan Allah kepadaku dan orang-orang sepertiku dari orang-orang sebelumnya dan sezaman denganku.”

Yogyakarta, 29 Agustus 2022

 

Referensi

Syarah Madariju al-Su’ud karya Syaikh Nawawi al-Bantani

Beli Buku

Jami’ karamati al-auliya’ karya Syaikh Yusuf an-Nabhani

https://ar.wikipedia.org/wiki/%D8%A3%D8%AD%D9%85%D8%AF_%D8%A8%D9%86_%D8%B9%D9%84%D9%8A_%D8%A7%D9%84%D8%A8%D9%88%D9%86%D9%8A

 

 

Share:
Beli Buku
Avatar photo

Ulama Nusantara Center

Melestarikan khazanah ulama Nusantara dan pemikirannya yang tertuang dalam kitab-kitab klasik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *