Oleh : Amirul Ulum
Suatu ketika, para kiai Rembang bermusyarawah di Pendopo Kadipaten Rembang. Perkumpulan ini membahas delegasi yang nantinya akan dikirim ke Sayung, Demak yang waktu itu dalam kondisi genting karena Agresi Militer Belanda. Orang yang dikirim tentunya yang sudah cakap dalam peperangan atau orang yang mempunyai kelebihan.
Saat rapat berlangsung Kiai Baidlowi al-Lasemi mengusulkan agar yang dikirim nanti adalah Kiai Bisri Mustofa (Rembang) dan Kiai Abu Bakar (Pamotan). Ia mengatakan bahwa kedua orang tersebut dapat menghilang. Mendengar penuturan al-Lasemi ini, Kiai Abu Bakar berkata kepada Kiai Bisri Mustofa, “Lha iya, Kiai Baidlowi itu bagaimana? Saya tidak mempunyai ilmu bisa menghilang kok dikatakan bisa menghilang.”
Mendengar keluhan ini, Kiai Bisri Mustofa menjawab, “Tenang saja, Mbah. Saya juga tidak mempunyai ilmu menghilang. Tapi lihat saja nanti di sana kita akan bisa menghilang.” Benar apa yang disampaikan al-Lasemi bahwa keduanya dapat menghilang saat berjuang di Sayung, Demak.
Kajadian di atas merupakan bagian karomah dari Kiai Baidlowi al-Lasemi yang dikenal sebagai sosok yang dekat kepada Allah Swt. dan mustajab doanya. Karena yang memerintahkan adalah kiai yang alim, maka dengan spontanitas kedua santri tersebut menjalankan perintahnya. Mereka yakin bahwa sang kiai akan mendoakan keselamatan keduanya.
Referensi :
KH. Baidlowi Lasem : Pencetus Gelar Soekarno Huwa Waliyyul Amri Bisy-Syaukah karya Amirul Ulum
