Oleh: Amirul Ulum
Syaikh Yasin al-Fadani merupakan ulama Nusantara yang paling produktif pada zamannya. Ia mengarang lebih dari 100 judul kitab dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, 50 persen lebih karyanya bertemakan sanad, mata rantai atau silsilah keilmuan, baik yang bersambung dengan seorang mushannif (pengarang kitab) atau yang bersambung dengan shahibu al-syariah, baginda Nabi Muhammad SAW seperti silsilah keilmuan atau hadits musalsal.
Menurut cerita Syaikh Najih Maimoen, bahwa ketika mengarang kitab, Syaikh Yasin al-Fadani jarang sekali melihat rujukan kitab yang akan dinukil. Hal ini disebabkan ia sudah mempunyai pembendaharaan kata yang begitu banyak, sudah menghafal dan memahami banyak ibarat yang tertuang dalam turats yang akan dijadikan rujukan.
Salah satu kitab Syaikh Yasin al-Fadani yang dijadikan rujukan dunia Islam adalah al-Fawaid al-Janiyyah yang merupakan hasyiyah al-Mawahib al-Tsaniyyah syarh al-Faraid al-Bariyyah. Kitab ini membahas Qawaid Ushul al-Fiqh yang merujuk kitab utamanya, yaitu Asbah wa an-Nadzair karya Imam Suyuti. Karena kepakaran al-Fadani dalam menyajikan ibarat dalam kitabnya tersebut, Sayyid Tsaqaf ibn Muhammad al-Tsaqaf menjulukinya sebagai Imam Suyuti pada zamannya.
Ketika al-Fawaid al-Janiyyah sudah selesai dikarang, lalu Syaikh Yasin al-Fadani menyerahkan naskah tersebut kepada salah satu percetakan/ penerbit. Setelah kitab itu terbit, maka al-Fadani mengajak salah satu santrinya, Kiai Manshur al-Lasemi untuk berkeliling di beberapa toko kitab di Arab Saudi untuk mengecek apakah kitabnya tersebut laris atau tidak. Ketika menemui sebuah toko, ia mampir di situ dan menemukan kitab al-Fawaid al-Janiyyah terpajang. Ia bertanya kepada pemilik toko apakah kitab tersebut laris atau tidak? Si penjual kitab mengatakan sangat laris sekali, omsetnya banyak yang menulis kitab tersebut.
Penjual kitab tidak mengetahui bahwa orang yang bertanya tersebut adalah Syaikh Yasin al-Fadani pengarang al-Fawaid al-Janiyyah. Seandainya mengetahui, alangkah kagetnya. Hal ini disebabkan penampilan al-Fadani tidak seperti kebanyakan ulama yang sering memakai jubah kebesaran ulama. Ia lebih suka memakai kaos oblong dengan memakai sarung khas Jawa. Ia lebih banyak berbaur dengan lapisan bawah sehingga terlihat sangat sederhana.

Yogyakarta, 24 september 2022
Amirul Ulum
(penulis buku Syaikh Yasin al-Fadani : Sang Musnid Dunya dari Nusantara)