Oleh: Alifa A. M
Di dalam beberapa tarikh disebutkan bahwa ada sebab mengapa maulid Nabi Muhammad SAW diperingati oleh umat Islam sampai saat ini. Ada satu keterangan dalam tarikh yang menyebutkan bahwa maulid Nabi Muhammad SAW dilaksanakan dalam rangka untuk memompa semangat umat Islam ketika itu yang sedang menghadapi Perang Salib.
Sholahuddin Al Ayyubi yang merupakan panglima perang ketika itu mengadakan peringatan maulid Nabi di kampung-kampung, dan kota-kota untuk memompa semangat umat Islam supaya tumbuh ghirahnya, dan semangatnya. Sehingga ketika menghadapi orang kafir dalam Perang Salib bisa menang, dan itu terbukti. Tetapi ini baru satu keterangan dari salah satu muarrikh.
Ada satu muarrikh lain yang menyebutkan bahwa maulid Nabi Muhammad SAW pertama dilaksanakan oleh Dinasti Fatimiyah yaitu Dinasti Syi’ah yang menguasai mesir ketika itu. Sayyid Muhammad bin Alwi al Maliki juga mengatakan bahwa yang pertama kali memperingati maulid Nabi adalah Nabi sendiri, tetapi hanya untuk pribadi beliau sendiri sedangkan para sahabat tidak memperingati, peringatan tersebut yaitu “Yaumul Itsnaen”. Oleh karena itu, Rasulullah SAW selalu berpuasa di hari senin.
Baca juga.. Berjanjen; Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad ﷺ di Indonesia
Ada juga yang mengatakan bahwa yang pertama memperingati maulid Nabi adalah Khaizuran binti Atho. Beliau adalah istri dari khalifah ketiga Abbasiyah yaitu al-Mahdi. Dan beliau adalah orang yang melahirkan orang-orang agung, yaitu Khalifah al-Hadi dan Harun Ar-Rasyid. Beliau awalnya hanya seorang budak yang datang dari Yaman kemudian bekerja menjadi budaknya khalifah ketiga Abbasiyah yaitu al-Mahdi.
Karena Khaizuran adalah orang yang haus akan ilmu, maka ketika menjadi budaknya al-Mahdi, beliau banyak belajar, berdiskusi, dan juga banyak membaca di perpustakaan istana Abbasiyah.

Karena saking dekatnya dengan Khalifah al-Mahdi, beliau sering berdialog dan bertukar pikiran tentang berbagai macam permasalahan, dari masalah sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Kemudian Khaizuran juga dijadikan istri oleh Khalifah al-Mahdi. Dan dibebaskan dari budak menjadi permaisuri. Dan ketika menjadi permaisuri Khalifah Al-Mahdi Khaizuran mengadakan maulid di Madinah, sedangkan ketika itu ibukota bani Abbasiyah bukan di Madinah tetapi di Baghdad. Oleh karena itu membutuhkan waktu yang lama untuk perjalanan ke Madinah. Dan di Madinah Khaizuran menyuruh orang Madinah untuk memperingati lahirnya Rasulullah SAW. Kemudian setelah di Madinah beliau juga meneruskan perjalanan nya ke Makkah. Ketika di Makkah beliau menyuruh orang-0rang Makkah untuk memperingati hari lahirnya Rasulullah SAW di rumahnya masing-masing, dengan cara membaca sejarah-sejarah Rasulullah SAW dan bershodaqoh.
Wallahu a’lam…
Nb:
Tulisan ini merupakan tarikh yang diceritakan oleh Kiyai Agus Romadhon selaku pengasuh ponpes Durrotu Aswaja Semarang ketika mengisi mauidhoh hasanah dalam acara pembukaan gebyar maulid nabi muhammad SAW di ponpes Durrotu Aswaja Semarang.