Oleh: Redaktur
Tahun baru hijriyah (1 Muharram 1442 H) jatuh pada hari kamis 20 Agustus 2020. Di hari rabu ba’da shalat ashar atau menjelang shalat magrib, biasanya sebagaian masyarakat membaca doa penutup tahun, lalu dilanjutkan ba’da shalat magrib membaca doa awal tahun. Sejarah telah mencatat adanya penanggalan tahun hijriyah terjadi pada zaman khalifah Umar ibn Khaththab. Menurut Ibnu Hajar al ‘Asqalani dalam kitab karanganya Fathul Bari, telah memberi penjelasan dengan lengkap dan runtut sejarah lahirnya penanggalan hijriyah. Pada tahun ke tujuh belas hijriyah, ketika usia jabatan khalifah Umar ibn Khththab baru setengah tahun. Seorang Gubenur di masa pemerintahannya, Abu Musa al Asy’ari mengirim surat kepadanya. Isi surat tersebut yaitu beliau mengadu kapada khalifah tentang surat-surat yang sudah dikirim kepadanya, banyak sekali tidak ada tanggalnya. Sehingga membuatnya kebingungan untuk menentukan mana yang lebih dulu masuk dari beberapa surat tersebut.
Khalifah Umar ibn Khaththab kemudian mengumpulkan para petingginya untuk mendiskusikan permasalahan ini. Al-hasil, rumusan membuat penanggalan atau kalender pun disepakati, pembahasan berikutnya tentang penetapan awal tahun dalam perhitungannya. Di antara para petinggi, ada yang mengusulkan dimulai ketika Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu, ada yang mengusulkan ketika beliau Nabi Muhmmad SAW dilahirkan, dan ada juga yang mengusulkan bertepatan pada tahun wafatnya beliau Nabi Muhammad SAW. Usulan yang terkahir yaitu dimulai ketika hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Atas saran dua sahabat seniornya yaitu khalifah Utsman ibn Affan dan Ali ibn Abi Thalib. Maka Khalifah Umar ibn Khaththab memutuskan penanggalan kalender dimulai pada tahun saat beliau Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah. Hingga sekarang penanggalan tersebut dikenal dengan nama tahun hijriyah.
Tahun baru Islam kali sangat berbeda dari tahun baru sebelumnya. Seperti halnya perayaan hari besar Islam maupun nasional lainnya yang dilaksanakan di tengah kondisi pandemi covid-19. Biasanya di suatu daerah diadakan pesta yang meriah untuk menyambut tahun baru Islam ini. Kali ini harus meredam semua pesta tersebut. Berdasarkan berita dari berbagai media cetak maupun online, bahwa jumlah kasus covid-19 mengalami naik turun yang seakan-akan belum menunjukan kapan berakhirnya wabah ini. Pemerintah terus berjuang mencari vaksin sebagai penangkal virus ini. Para petugas kesehatan telah berjuang dalam menyembuhkan pasien yang terkena covid-19, serta telah berjasa merawat korban yang sudah meninggal dunia agar tidak menular kepada orang lain (masih hidup). Covid-19 telah memakan korban jiwa yang sangat banyak, membuat perekonomian menurun serta perubahan kehidupan dalam bermasyarakat. Di balik musibah tersebut, tentu ada hikmah dari Allah SWT yang harus dipetik. Musibah ini sebagai peringatan pesan kepada umat Islam agar mempu belajar untuk menjadi pribadi yang semakin baik dan selalu mendekatkan diri kepadaNya.
Kita bisa melihat sebelum adanya virus covid-19 ini pola hidup sehat masyarakat kita masih sangat rendah. Bisa dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan, penebangan hutan secara liar, polusi udara karena banyaknya kendaran, pabrik yang tidak diimbangi dengan penghijaun yang memadai. Ditambah lagi sikap manusia yang semakin menampakkan kesombongannya di mana-mana, merasa kelompoknya yang paling benar sendiri, merasa mampu tanpa sadar bahwa di atasnya ada kuasa Allah SWT. Virus ini tidak bisa dilihat dengan kedua mata kepala. Terlepas dari apakah virus ini buatan seseorang atau sekelompok organasasi. Kita harus mengembalikannya kepada Allah SWT bahwa kepadaNya tempat kita menghamba (beribadah). Sebagai orang yang beriman kita harus menerima qada’ dan qadar dengan lapang dada, dengan cara berikhtiar sekuat tenaga terlebih dahulu.
Tahun baru hijriah kali ini menjadi moment di mana peradaban manusia semakin berubah. Bekerja lewat online, belajar lewat online, silaturahmi lewat online, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, tidak berjabat tangan dan lain sebagainya. Pola hidup yang sehat menjadi garis besar yang harus diperhatikan kita sebagai manusia yang hidup di lingkungan sosial. Lantas apa hikmah yang harus diambil dari bencana wabah ini ?. Tidak lain dan tidak bukan kita harus senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, merendam sifat-sifat kesombongan yang menjerumuskan pada kehancuran serta hanya kepadaNya kita memohon perlindungan. Semangat baru menyambut tahun baru hijriyah, yang ke depannya semoga jauh lebih baik dari sekarang. Menerapkan pola hidup yang sehat; cuci tangan, pakai masker, makan-makannya yang bergizi dan menjaga lingkungan. Tidak lupa juga teriring doa dari lubuk hati yang paling dalam, semoga virus covid-19 ini segera hilang dan kita selalu dalam lindungan Allah SWT.
