/>
Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!
Beli Buku

Usai Belajar dari Haramain Tidak Langsung Mengajar

Oleh: Amirul Ulum

Suatu ketika Mbah Moen (KH. Maimoen Zubair) pernah bercerita bahwa beliau kefutuh (terbuka cakrawala keilmuannya) sebab jasa ayahandanya (KH. Zubair Dahlan), sedangkan ayahandanya kefutuh sebab wasilah didikan Kiai Faqih Maskumambang. Kiai Faqih ini merupakan salah satu murid Syaikh Mahfudz al-Termasi yang menjadi wakil Rais Akbar Nahdlatul Ulama, mendampingi Kiai Hasyim Asy’ari.

Salah satu nasehat Kiai Zubair Dahlan kepada Kiai Maimoen adalah, jika ia usai mondok dari Makkah (atau luar negeri seperti Timur Tengah) supaya tidak langsung mengajar, namun harap belajar lagi kepada para ulama sepuh, yang sudah lama atau berpengalaman dalam berdakwah di tengah-tengah masyarakat. Hal ini dicontoh oleh Kiai Zubair Dahlan sendiri. Usai merampungkan dirasahnya dari Haramain (berguru kepada beberapa ulama di sana, di antaranya adalah Syaikh Said al-Yamani, Syaikh Hasan al-Yamani, dan Syaikh Baqir al-Jogjawi), ia tidak langsung mengajar, namun melanjutkan belajarnya di Kiai Faqih Maskumambang.

Haliyah Kiai Zubair Dahlan ini mengikuti jejak paman sekaligus mertuanya, yaitu Kiai Ahmad Syuaib, yang usai belajar dari Haramain (salah satu gurunya adalah Syaikh Umar Syatha) tidak langsung mengajar, namun mengembara lagi, yaitu belajar di Pesantren Tebuireng yang diasuh Kiai Hasyim Asy’ari. Beliau sempat menjadi katibnya, dan termasuk santri kinasihnya.

Karena ingin mengikuti jejak kakek dan ayahandanya, Kiai Maimoen Zubair juga demikian. Usai belajar dari Haramain (berguru kepada Sayyid Alawi al-Maliki, Syaikh Hasan al-Masyath, Syaikh Yasin al-Fadani, Syaikh Abdul Qadir al-Mindili, Syaikh Amin al-Kutbi, dan lain-lain), beliau masih menyempatkan diri untuk belajar lagi kepada para ulama Nusantara yang sudah senior dalam berdakwah, di antaranya adalah Kiai Arwani Kudus, Kiai Baidlowi al-Lasemi, Kiai Ma’shum Ahmad, Kiai Abbas Buntet, Kiai Chudhori Tegalrejo, dan lain-lain.

Dari kisah di atas, kita dapat mengambil pelajaran berharga bahwa ulama Nusantara itu mempunyai bobot keilmuan yang tidak kalah jauh dari selainnya. Juga ada pelajaran bahwa ulama yang sudah lama berdakwah itu mempunyai banyak pengalaman dalam menghadapi masyarakat yang berbeda-beda, sehingga dari sini kita dapat mengambil ibrah yang sebanyak-banyaknya.

 

Beli Buku

Yogyakarta, 30 Agustus 2022

Share:
Beli Buku
Avatar photo

Ulama Nusantara Center

Melestarikan khazanah ulama Nusantara dan pemikirannya yang tertuang dalam kitab-kitab klasik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *