“Santri iku kudu pinter ngarep mburi. Maksud pinter ngarep yaiku kudu bisa dadi pemimpin (kanggo awake dewe, keluarga, anak, lan masyarakat). Maksud pinter mburi yaiku kudu bisa (urusan dapur, tandur, lan sak pinunggalane sing kanggo dalan ma’siyah/ pemuko jiwo.”
“Santri harus pintar di depan maupun belakang. Maksud pintar di depan yaitu harus bisa menjadi pemimpin buat dirinya sendiri, keluarga, anak dan masyarakat. Maksud pinter di belakang yaitu harus bisa urusan dapur, menanam, dan sejenisnya yang buat kebutuhan sehari-hari.”
Ibu Nyai Hj. Durrotun Nafisah
(PP. Al Fatah Banjarnegara, Jawa Tengah)
“Tidak perlu sempurna untuk menginspirasi orang lain. Biarkan orang lain terinspirasi oleh bagaimana kamu menangani ketidak sempurnaanmu.”
Ibu Nyai Hj. Durrotun Nafisah
(PP. Al Fatah Banjarnegara, Jawa Tengah)
“Jangan beritahu orang lain berapa banyak ayat Al-Qur’an yang kamu hafal & baca, biarkan mereka melihat (akhlak) Al-Qur’an pada dirimu, yang diukur bukan sebanyak mana hafalan serta bacaanmu. Melainkan sejauh mana Al-Qur’an sampai pada hatimu.”
Ibu Nyai Hj. Durrotun Nafisah
(PP. Al Fatah Banjarnegara, Jawa Tengah)








