/>
Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!
Beli Buku

Pernikahan: Gerbang Memasuki Perubahan Besar

Oleh: Redaksi

Pernikahan merupakan suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim, serta menimbulkan hak dan kewajiban antara keduanya. Dalam pengertian yang lebih luas yaitu suatu ikatan lahir maupun batin antara  laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga yang dilangsungkan menurut ketentuan syariat Islam.

Pernikahan menjadi sebuah gerbang untuk memasuki bangunan rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahmah. Serta akan mengukir sejarah peradaban manusia yang sangat menakjubkan. Dalam catatan sejarah Islam, pernikahan dalam membangun rumah tangga merupakan sistem organisasi kecil yang akan membuat perubahan besar. Para nabi dan rasul terdahulu dalam menyebarkan ajaran Allah SWT diawali oleh organisasi kecil tersebut. Seperti Nabi Adam AS yang menikahi Siti Hawa RA. Sudah mashur bagi kita semua bahwa Nabi Adam AS diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah pemimpin di muka bumi.  Yaitu sebagai wakil Allah SWT untuk menjaga dan merawat bumi dan seisinya.

Perjuangan Nabi Adam dalam menjalankan amanahnya tersebut dibantu oleh Siti Hawa RA yang diciptakan dari tulang rusuknya. Rumah tangga Nabi Adam AS beserta istrinya dibangun atas lingkungan fisik yang tidak bersahabat dan sangat tandus. Begitupun juga dengan Nabi Ibrahim AS yang berjuang menyebarkan ajaran Allah SWT yang ditemani oleh Siti Sarah RA dan Siti Hajar RA.

Hingga pada masa nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad SAW yang ditemani oleh Siti Khadijah RA untuk menyebarkan agama Islam. Ketika Nabi Muhammad SAW mengalami kegelisahan, Siti Khadijah RA hadir sebagai penenang beliau. Menjadikannya perempuan pertama yang percaya atas ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Beberapa peristiwa para nabi dan rasul di atas menjadikan kita tahu bahwa perubahan harus diawali dari sistem organisasi yang kecil. Sebab bukan besarnya suatu organisasi yang mengakibatkan perubahan besar, melainkan kekuatan pribadi individunya yang sanggup berjuang tak pernah mengenal putus asa.

Pernikahan dapat dikatakan sebagai penyatuan dua karakter yang berbeda. Disatukan dalam ikatan janji suci (cinta dan kasih sayang). Dijadikan suami sebagai pemimpin rumah tangga agar bisa bersifat bijaksana, pemaaf, lapang dada, dan pengampun kepada istri dan anak-anaknya. Pemaaf terhadap kesalahan kecil dan pengampun terhadap kesalahan besar. Maka ketika terjadi perbedaan karakter maupun orientasi kehidupan, sang suami wajib bersikap bijaksana di dalam rumah tangga tersebut.

Organisasi kecil dalam berumah tangga jangan sampai diremehkan. Justru harus dimanfaatkan secara maksimal untuk mencapai perubahan yang besar. Suami sebagai kepala rumah memiliki kewajiban atau tanggung jawab tersendiri. Begitupun dengan istri dan anak-anaknya yang masing-masing memiliki kewajiban dan tanggung jawab. Hal ini selaras dengan Hadis Nabi Muhammad SAW bahwa “Setiap kalian adalah pemimpin yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban, seorang laki-laki  adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggung jawaban. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan dimintai pertanggung jawaban. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai pertanggung jawaban. Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban”.

Beli Buku

Betapa indahnya jika masing-masing dari individu di dalam rumah tangga memiliki kekuatan tersendiri. Mereka saling memahami dan mengerti posisi yang sedang dijalaninya, serta bersikap saling menghargai atas segala perbedaan. Hakikat pernikahan merupakan monogami atau dinikahkan oleh Allah SWT. Kanapa bisa begitu? karena menikah berdasarkan petunjuk Allah SWT dan Rasu-lNya untuk bisa saling mengenal dan mengerti. Berawal dari situlah terbangun kekuatan yang sangat besar untuk mengukir sejarah dan mengarungi manis-pahitnya kehidupan.

Wallahu’alam bishowab

Share:
Beli Buku
Avatar photo

Ulama Nusantara Center

Melestarikan khazanah ulama Nusantara dan pemikirannya yang tertuang dalam kitab-kitab klasik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *