Suatu ketika, terbesitlah dalam diri Syaikh Nawawi al-Bantani untuk menerbitkan beberapa karya tulis miliknya, yang masih berupa makhtuthat, catatan tangan. Ia berinisiatif untuk menerbitkannya di Mesir. Maka berangkatlah al-Bantani ke Mesir untuk mencari penerbit yang nantinya cocok dan berkenan menerbitkan beberapa karyanya tersebut.
Syaikh Nawawi al-Bantani menggunakan waktunya semaksimal mungkin untuk kemanfaatan, terlebih istifadah kepada ulama setempat, sebab Mesir merupakan gudangnya ulama yang tersohor. Iapun berangkat dan sowan di kediaman seorang Mufti Mesir. Ia menyampaikan niatnya untuk menjadi khadim, pelayan. Keinginan ini disambut gembira oleh sang mufti.
Sebagai seorang khadim, Syaikh Nawawi al-Bantani melakukan tugas yang dilakukan seorang pelayan seperti menyapu, menyiapkan makan dan minum, dan membersihkan meubelair, tempat sang mufti belajar atau mengarang kitab. Saat membersihkan tempat ini, al-Bantani menemukan secarik kertas yang isinya ada coretan-coretan sang mufti, kemusykilan dalam sebuah masalah, belum mendapatkan solusi atau jawaban.
Kertas tersebut akhirnya diambil Syaikh Nawawi al-Bantani dan ia berusaha menjawab setiap kemusykilan yang ada dalam coretan tersebut. Setelah semua terjawab, maka ia menaruh kertas coretan beserta jawabannya di tempat semula. Ketika sang mufti melihat ada secarik kertas yang bukan tulisannya, ia membaca dengan seksama, ternyata isinya adalah jawaban semua masalah yang menjadi kemusykilannya. Akhirnya iapun memanggil al-Bantani dan menanyakan ihwal siapa yang menulis tulisan tersebut. Mulanya al-Bantani tidak berkenan mengaku, namun setelah didesak beberapa kali, akhirnya iapun mengaku bahwa tulisan tersebut adalah karyanya.
Mufti mesir tersebut kagum dengan kecerdasan Syaikh Nawawi al-Bantani. Ia tidak layak kalau menjadi khadim. Ia harus didudukkan di tempat yang mulia dalam dunia keilmuan. Akhirnya, ditanyailah, ada apa gerangan datang ke Mesir. Iapun menyampaikan niatnya, ingin menerbitkan beberapa naskah yang sudah ditulisnya. {bersambung}
Yogyakarta, 19 Juli 2023
Amirul Ulum
Referensi :
Sejarah Pujangga Islam Syaikh Nawawi al-Bantani karya Sayyid Chaidar
Kunjungi Produk kami :