Setelah didesak Mufti Mesir akhirnya Syaikh Nawawi al-Bantani mengaku bahwa kedatangannya di Mesir selain untuk mencari ilmu juga ada keinginan berupa, menerbitkan karya-karya yang ditulisnya selama di Makkah.
Syaikh Nawawi al-Bantani menunjukkan karya yang dibawanya kepada Mufti Mesir. Ia kagum dengan karya tulis yang dihasilkan al-Bantani. Tidak lama kemudian, sang mufti mengenalkan al-Bantani kepada pimpinan penerbit ternama di Mesir yang biasa menerbitkan karyanya. Sayangnya al-Bantani hanya bertemu dengan wakilnya. Naskah-naskah al-Bantani akhirnya diserahkan kepada sang wakil tersebut. Dengan senang hati pihak penerbit menerima naskah-naskah al-Bantani.
Karena sudah kenal dengan penerbitnya, maka untuk tahap selanjutnya, Syaikh Nawawi al-Bantani tidak harus bertemu langsung. Jika ada karya yang sudah dicetak, maka hasilnya (sampelnya) akan dikirimkan di kediaman al-Bantani yang berada di Syamiah, Makkah al-Mukarramah. Begitu juga sebaliknya, jika karya al-Bantani Ada yang selesai, maka ia cukup mengirimkannya melalui jasa pengiriman.
Pihak penerbit merasa puas dengan hasil karya Syaikh Nawawi al-Bantani. Karya tersebut mendapat sambutan antusias dari khalayak luas, baik ulama Timur Tengah maupun Melayu. Karya-karya tersebut dijadikan mata pelajaran di beberapa pesantren dan madrasah. Laris sekali, sehingga tidak mengherankan jika penerbitnya menjadi kaya raya dari karya tersebut.
Menurut catatan Sayyid Chaedar bahwa antara pihak penerbit dan Syaikh Nawawi al-Bantani tidak pernah bertemu. Ia tidak pernah menerima honorarium atau hadiah atas karya yang dihasilkannya. Ia tidak pernah menuntut dan menanyakan masalah tersebut. Semua dilakukan ikhlas karena Allah. Ia hanya berharap semoga karyanya bermanfaat dan dakwahnya diterima di sisi-Nya.
Dari niat mulia Syaikh Nawawi al-Bantani dalam berkarya, maka tidak mengherankan jika karyanya bermanfaat, sejak karya tersebut ditulis hingga saat ini. umat Islam dari belahan dunia, khususnya alam Melayu yang selalu mengkajinya, mulai dari tingkat dasar hingga tingkat yang lebih tinggi.
Yogyakarta, 10 Agustus 2023
Amirul Ulum
Referensi :
Sejarah Pujangga Islam Syaikh Nawawi al-Bantani karya Sayyid Chaidar