/>
Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!
Beli Buku

Sayyid Utsman al-Batawi Ingin Mencium Tangan Syaikh Nawawi al-Bantani

masjid pekajon

Setelah Sayyid Utsman al-Batawi menyelesaikan pembangunan sebuah masjid di wilayah Pekajon (Masjid Pekajon), maka  Syaikh Nawawi al-Bantani datang ke sana. Waktu itu ia masih berusia 15 tahun. Ia merasa ada yang tidak benar dari arah kiblat masjid tersebut. Letak waktu itu Masjid Pekajon agak ke kiri dari letak Ka’bah. Seharusnya, yang benar adalah letak masjid ini perlu digeser lagi kiblatnya agak ke kanan.

Sayyid Utsman al-Batawi merasa janggal dengan apa yang disampaikan oleh Syaikh Nawawi al-Bantani Terjadilah adu argumen yang tajam antara keduanya, sehingga akhirnya al-Bantani menarik lengan baju sang sayyid supaya berdiri lebih dekat dengan al-Bantani seraya menunjuk, “Lihatlah nun jauh di sana itu (sambil menunjuk dengan jari tangan ke arah yang dimaksud). Itulah Ka’bah. Jelas dari tempat kita berdiri ini terlihat nyata, bukan?”

Mendengar penuturan Syaikh Nawawi al-Bantani, hati Sayyid Utsman al-Batawi merasa terkagum dengan kelebihan yang dimiliki al-Bantani.  Ia mengakui kelebihan tersebut. Dengan spontanitas al-Batawi ingin merebut tangan al-Bantani untuk dicium akan tetap dengan sigap al-Bantani menghindar, karena merasa tidak pantas, sebab al-Batawi merupakan seorang sayyid yang mempunyai derajat tinggi, nasabnya bersambung dengan Baginda Rasulullah SAW. Justru sebaliknya al-Bantani yang ingin menghormati al-Batawi, dengan mencium tangannya. Al-Batawi tidak kehabisan akal, akhirnya iapun memeluk dan mendekap al-Bantani serta mencium keningnya.

Saat terjadi perdebatan arah kiblat antara Sayyid Utsman al-Batawi dan Syaikh Nawawi al-Bantani, Masjid Pekajon sudah berupa bangunan jadi. Bangunannya membujur dari utara ke selatan seperti biasanya. Hanya saja arah kiblatnya digeser ke kanan sesuai dengan petunjuk al-Bantani. Bentuk bangunan fisiknya tidak diubah semuanya, hanya arah kiblatnya saja yang dirubah, sehingga hal ini tidak menambah biaya dan tenaga kerja.

 

Amirul Ulum

Yogyakarta, 25 Mei 2023

Beli Buku

 

Sumber :

Chaidar.  Sejarah Pujangga Islam Syaikh Nawawi al-Bantani Indonesia. Jakarta. CV. Sarana Utama. 1978.

Share:
Beli Buku
Avatar photo

Ulama Nusantara Center

Melestarikan khazanah ulama Nusantara dan pemikirannya yang tertuang dalam kitab-kitab klasik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *