/>
Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!
Beli Buku

Selasa di Pemakaman Ma’la

Oleh : Amirul Ulum

Dalam beberapa kesempatan, Mbah Moen, sapaan akrab KH. Maimoen Zubair pernah bercerita tentang leluhurnya yang kebanyakan wafat pada hari Selasa, seperti kedua orang tuanya, Kiai Zubair Dahlan dan  Nyai Mahmudah, kakeknya, Kiai Ahmad Syuaib, dan beberapa leluhurnya yang lain. Menurut cerita Kiai Ahmad ibn Syuaib kepada Mbah Moen, bukan hanya kiai-kiai Nusantara yang banyak wafat di hari Selasa, namun ulama Haramain  juga banyak yang wafat di hari tersebut. Pada hari Selasa, Allah subhânahu wa ta’âlâ menciptakan gunung-gunung sebagai penyangga atau pencegah gempa bumi, seperti halnya para ulama yang menjaga agama Allah. Melalui jasa mereka kiamat tidak akan kunjung ditegakkan selagi masih ada orang yang berdzikir kepada Allah dan menyembah-Nya. Semua ini tidak dapat dilepaskan dari jasa para ulama yang merupakan pewaris para Nabi.

Mbah Moen ingin sekali meniru jejak leluhurnya. Jika hari Selasa tiba, ia mempunyai doa khusus. Seandainya, Allah memanggilnya, maka ia ingin meninggal dalam keadaan husnul khatimah yang menjadi harapan satu-satunya. Selain itu, ia juga ingin wafat bersandingan dengan orang-orang mulia, seperti bersanding dengan guru-gurunya yang kebanyakan dimakamkan di Ma’la, seperti Sayyid Alawi al-Maliki, Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki, Syaikh Yasin ibn Isa al-Fadani, Syaikh Muhammad Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Kutbi, dan Syaikh Abdul Qadir ibn Abdul Muthalib al-Mindili. Di pemakaman Ma’la, telah disemayamkan jasab wanita paling mulia, Ummil Mukminin, Sayyidah Khadijah al-Kubra, serta banyak ulama Nusantara yang menjadi pengajar di Masjidil Haram seperti Syaikh Nawawi al-Bantani, Syaikh Mahfudz al-Termasi, Syaikh Muhaimin al-Lasemi, Sayyid Muhsin al-Musawa, dan Syaikh Abdullah al-Termasi.

Dalam kitab Maslaku al-Tanassuk al-Makki Watakmilihi, Mbah Moen berdoa :

عسى المولى الكريم أن يجمع نفسي مع حملة العلم من علماء هذه الأمة و بالأخص علماء أهل البيت الذين خصهم الله بخصائص التي لا يعلم عظمتها إلا الله

“Semoga Allah yang Maha Mulia  berkenan mengumpulkan saya bersama dengan para ulama umat ini, khususnya dari kalangan ahlul bait yang mana Allah memberikan banyak keistimewaan kepada mereka yang keagungannya hanya diketahui Allah sendiri.”

Harapan Mbah Moen dikabulkan Allah subhânahu wa ta’âlâ. Saat menunaikan haji untuk yang kesekian kalinya, Allah telah memanggil kekasih-Nya tersebut sesuai dengan cita-citanya. Wafat di hari Selasa dan dimakamkan di Ma’la yang bersanding dengan orang-orang yang sangat dihormatinya. Ia kembali ke Rahmatullah pada hari Selasa Pon tanggal 5 Dzulhijjah 1440 H yang bertepatan dengan 6 Agustus 2019 M. Sebelum disemayamkan di Ma’la, jenazahnya dishalatkan dalam beberapa gelombang, yang pucaknya dishalatkan di Masjidil Haram, kemudian dilanjutkan di komplek Pemakaman Ma’la. Ribuan, bahkan jutaan manusia ikut serta menshalati jenazah Mbah Moen. Semoga kita semua dikumpulkan bersama dengan Mbah Moen kelak di surga-Nya. Amîn yâ Rabbal Alamîn. []

 

Beli Buku
Share:
Beli Buku
Avatar photo

Ulama Nusantara Center

Melestarikan khazanah ulama Nusantara dan pemikirannya yang tertuang dalam kitab-kitab klasik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *