Oleh: Santi Putri Al-Anwar 1 Sarang
Ialah Nyai Maryam Heni Syafa’ati
Ibu Heni, yang merupakan sapaan akrab beliau, terlahir dengan nama lengkap Maryam Heni Syafa’ati. Beliau dilahirkan di Talas, sebuah dusun yang merupakan bagian dari Desa Sumurtawang, Kragan, Rembang, Jawa Tengah, yang pada masanya lebih dikenal dengan “Telasan” atau “Akhiran”. Karena setiap akhir bulan penduduk desa tersebut melakukan rutinitas pengajian. Beliau dilahirkan tepatnya pada hari Jum’at 15 Desember 1958/ 6 Jumadil Akhir 1378 H dari pasangan Kiai Dasimin dan Nyai Raminah.
Rihlah Dirasah
Rihlah dirasah beliau bermula dari bimbingan kedua orang tuanya, hingga beliau melanjutkan tafaqquh fiddin kepada Kiai Dawam yang berasal dari Desa Pandangan, Kecamatan Kragan. Selang beberapa tahun kemudian, beliau memutuskan untuk menimba ilmu di Pondok Pesantren Al-Hidayat An-Nuriyah Lasem, di sinilah beliau sempat ngaos dengan KH. Ma’shum Ahmad dan Nyai Hj. Nuriyah.
Membina Rumah Tangga
Sebelum menjadi istri Syaikhina Maimoen Zubair, Ibu Nyai Hj. Maryam Heni Syafa’ati telah menikah dengan Kiai Sarwilan (wafat tahun 1979 M). Dari pernikahan tersebut, beliau dikaruniai seorang putra dan seorang putri, yaitu Mas Syairozi dan Mbah Diyah Rahmawati. Sepulang Kiai Sarwilan ke rahmatullah, beliau dipersunting oleh KH. Hasyim dari Demak dan dianugerahi dua putri, Ning Ida Laila & Ning Ida Lailia, namun keduanya telah berpulang ke rahmatullah sejak kecil. Kemudian pada waktu yang telah ditentukan Sang Ilahi kepada hambaNya, KH. Hasyim pun wafat.

Dipersunting Syaikhina Maimoen Zubair
Pada tahun 2002, Ibu Nyai Hj. Maryam Heni Syafa’ati dipersunting oleh Syaikhina Maimoen Zubair. Semenjak menikah dengan Syaikhina Maimoen Zubair, Ibu Nyai Hj. Maryam Heni Syafa’ati ikut berpartisipasi aktif dalam mengasuh dan membina para santri Pondok Pesantren Putri Al-Anwar. Tidak jarang, beliau sering memberikan nasihat dan wejangan-wejangan penyejuk jiwa.
Istiqomah Beribadah dan Ringan Tangan
Ibu Nyai Hj. Maryam Syafa’ati merupakan seorang yang istiqomah dalam menjalankan ibadah. Hal ini bisa kita lihat dari ketekunan beliau dalam melaksanakan shalat berjama’ah serta tadarusan dengan para santrinya. Kepribadian beliau yang sering kali kita jumpai lagi adalah tentang betapa dermawannya beliau. Beliau begitu ringan tangan, suka memberi terhadap sesama. Hal ini juga dirasakan oleh setiap santrinya, setiap hari beliau senantiasa mengundang para santri untuk makan di ndalem.
Gemati dan Menjaga Silaturrahim
Selain itu beliau selalu terlihat ceria, ramah dalam setiap keadaan. Apalagi dalam menghormati tamu, beliau begitu meprioritaskan tamu yang hadir di kediaman beliau. Terbukti, sering kali beliau berpesan kepada para santri “Nduk, tamumu iku kudu diopeni sing tenanan.” Di samping itu, beliau juga seakan memberi teladan kepada kita melalui haliyah-nya yang senantiasa mengunjungi rumah kerabat dan alumni. Hal ini menjadi contoh untuk kita bahwa beliau memberikan pelajaran untuk senantiasa menyambung silaturahmi.
Totalitas Mengabdi
Selain aktif di dalam pesantren, beliau juga giat bersosialisasi dengan masyarakat,baik secara langsung maupun melalui forum organisasi. Salah satu organisasi yang beliau ikuti adalah Wanita Persatuan Pembangunan Anak Cabang Sarang. Beliau mengemban jabatan sebagai penasihat. Seringkali beliau menyampaikan mauidhoh dalam pengajian-pengajian yang diselenggarakan oleh organisasi tersebut. Pengabdian tulus beliau senantiasa ditunggu oleh para santri serta kaum muslimin semuanya demi kemajuan Islam di tanah air, terlebih para santri beliau.

Berpulang ke Rahmatullah
1 September 2022, bumi telah berduka karena salah satu seorang yang Allah kasihi telah meninggalkan dunia dengan kefanaannya. Orang-orang dari berbagai penjuru turut bersedih atas kabar duka di hari Kamis kala itu. Tepatnya pada tanggal 4 Shofar 1444 H. Semoga segala amal baik beliau diterima di sisi Allah SWT, dan atas kekhilafan-nya semoga mendapatkan maghfiroh dari Sang Maha Pengampun. Amin.
Referensi
Diambil dari postingan Instagram Ponpes Putri Al-Anwar 1 Sarang/ Al-Anwar Putri Sarang
Wawancaea dengan Mas Syairozi (Putra Ibu Nyai Hj. Maryam Heni)
Syakhina Wa Usratuhu (Amirul Ulum)
Nyantri (Muhammad Nur Huda Al-Asy’ari)
