Tentang surga berada di bawah telapak kaki ibu. Berbicara tentang surga, kita seringkali mengaitkannya pada sosok ibu. Ada suatu ungkapan yang mashur yaitu telatk surga berada di bawah telapak kaki ibu. Selain itu, kata ibu seringkali disandingkan pada hal-hal yang sangat penting, seperti contoh Ibu Kota, Ibu Pertiwi, Ibu Jari dan Bahasa Ibu (untuk sebutan bahasa yang biasa kita gunakan sejak lahir dan sehari-hari)?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata ibu tidak hanya merujuk pada sebutan perempuan dewasa. Namun memiliki arti lain yaitu sesuatu yang diutamakan, pokok, pusat dan penting. Sedangkan dalam bahasa Inggris kata mother (ibu) digunakan untuk mother board (otak dalam sebuah sistem yang apabila cacat sedikit, maka sistem akan lumpuh).
Harapan Perempuan
Perempuan sebenarnya bukan mengharapkan untuk dianggap istemewa, tetapi cukup dianggap sebagai manusia. Seorang ibu tidak mengharapkan untuk diutamakan, tetapi untuk dibantu. Seorang istri bukan mengharapkan untuk disegani, tetapi untuk didengarkan. Meskipun begitu, semua harus serba pelan-pelan. Teman-teman perempuan, angka perceraian di Indonesia semakin melambung tak karuan. Para pemuda mulai tidak berani karena trauma bawaan keluarga dan cerita derita rumah tangga di media.
Tetaplah lakukan diam meskipun ingi naik pitam. Meminta maaf meskipun hausnya kita yang memberi maaf. Tersenyum meskipun rasanya hati ingin mengaum. Tentu tidak semudah itu Allah dan RasulNya menyematkan label surge di bawah telapak kaki kita, kerena tentu Allah tahu akan bagaimana letik, lelah dan susahnya peran ibu. Kurang baik terlalu lantang bersuara dan bermedia untuk menuntut hak istimewa, takutnya membuyarkan keikhlasan perempuan yang memilih tetap taat bagaimanapun deritanya dan kuat memilih sendiri surganya.
Sikap Perempuan
Perempuan harus berani bersuara ketika ada lelaki yang tidak menghargainya. Namun jangan lupa untuk juga bersuara lantang juga memberikan apresiasi kepada para lelaki yang sudah mulai belajar untuk menghargai. Bukankah Allah akan tambahi nikmat atas apapun bentu apresiasi dan syukur kita? Barangkali dalam diam, senyum, meskipun bukan laki-laki kita yang mengibukan kita, tapi tirakat kesabaran kita menciptakan laki-laki baru yang mengutamakan perempuan dan ibu. Meskipun dewasa ini, banyak juga laki-laki mulai mau belajar menjadi Ibu. Terimakasih untuk semua usaha besar kaluan yang tentu tidak mudah juga, para lelaki.
Oleh: Ning Hj. Widad Bariroh