/>
Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!
Beli Buku

Teori Perkembangan Manusia Menurut Imam Nawawi al-Bantani

Studi tentang perkembangan manusia dalam psikologi Barat hanya berfokus pada deskripsi fisik, mental, dan perubahan-perubahan sosial yang terjadi selama periode usia kronologis tertentu. Artinya, studi ini hanya menggunakan perspektif yang linear, tergantung pada waktu, dan sangat terikat dengan budaya tertentu. Seperti halnya yang sudah disampaikan oleh Erikson dalam teorinya tentang perkembangan manusia. Ia mengatakan bahwa perkembangan manusia merupakan hasil resolusi atau konflik-konflik yang terjadi antara kebutuhan individual dengan tuntutan sosial. Erikson percaya bahwa kepribadian akan berkembang sesuai dengan tahapan-tahapan yang sudah ditentukan sebelumnya oleh kesiapan individu untuk bereaksi dengan dunia sosial yang semakin luas. Pada setiap tahapan tersebut memiliki karakteristik konflik yang khas serta membutuhkan penyelesain yang bijak.

Seperti contoh di masa bayi (usia 0-18 bulan) memiliki konflik ketidakpercayaan dan kepercayaan. Masa kanak-kanak awal (18-36 bulan) memiliki konflik otonomi versus malu dan keraguan. Masa usia bermain (3-6 tahun), memiliki konflik inisiatif versus rasa bersalah. Masa usia sekolah (6-11 tahun), industri versus inferioritas. Masa remaja (pubertas-21 tahun), pembentukan identitas versus kebingungan identitas. Masa dewasa muda (20-40 tahun), keintiman versus keterasingan. Masa dewasa pertengahan (40-60 tahun), generativitas versus stagnasi. Usia lanjut (60 tahun ke atas), integritas versus keputusasaan.

Erikson menjadi salah satu di antara banyaknya teoritikus Barat yang membahas tentang perkembangan masa kehidupan manusia secera menyeluruh serta lengkap. Ia tidak hanya berfokus pada salah satu rentang usia secara eksklusif saja. Pada tahapan terakhir teori Erikson seharusnya menghasilkan pencapaian perasaan yang utuh dan bulat, tujuan yang tercapai, dan kehidupan yang baik. Seseorang yang telah mengembangkan intergritas egonya akan melihat makna kehidupan, dan percaya bahwa mereka sudah melakukan yang terbaik atas situasi-situasi yang terjadi.

Al-Qur’an sendiri yang merupakan sumber pokok suatu keilmuan turut memberikan teorinya tentang perkembangan manusia. Seperti halnya yang sudah tercantum di dalam Surah An-Nahl ayat 70 yang berbunyi, “Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkanmu: dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), agar dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahakuasa.” (An-Nahl:70)

Imam Nawawi al-Bantani salah seorang ulama Nusantara yang ahli dalam bidang tafsir Al-Qur’an memberikan keterangan menarik mengenai ayat di atas. Menurut beliau, para pakar ulama mengatakan bahwa usia perkembangan manusia itu terbagi atas empat tingkatan. Pertama, usia pertumbuhan yang dimulai dari lahir sampai usia tiga puluh tiga tahun, bila seseorang telah menginjak usia ini, maka ia sampai pada puncak kemudaannya. Tahapan kedua adalah usia mapan, yaitu dimulai dari usia tersebut tadi sampai usia empat puluh tahun, dan bila sudah sampai pada usia ini, maka ia telah berada pada puncak kekuatan dan kesempurnaan akalnya. Tahapan ketiga, disebut usia menurun rendah yang juga disebut usia tua yaitu dimulai dari usia empat puluh tahun sampai usia enam puluh tahun. Tahapan yang keempat atau yang terakhir adalah usia menurun tajam yang juga disebut lanjut usia, yang dimulai dari enam puluh lima tahun, dan dalam usia ini seseorang mulai melemah kondisinya dan mulai agak pikun.

Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa usia yang paling hina atau usia lemah adalah tujuh puluh lima tahun. Qatadah mengatakan Sembilan puluh tahun. As-Suddi mengatakan bahwa usia pikun yakni hilangnya ingatan. Menurut suatu pendapat dikatakan bahwa seorang muslim tidak bertambah  disebabkan usianya yang panjang selain kemuliaan yakni dia dimuliakan oleh Allah SWT. Ikrimah mengatakan bahwa barang siapa yang membaca Al-Qur’an, nicaya tidak akan dikembalikan kepada usia yang sangat lemah.

 

Beli Buku

Wallahu’lambishowab

By: Ni’amul Qohar

Share:
Beli Buku
Avatar photo

Ulama Nusantara Center

Melestarikan khazanah ulama Nusantara dan pemikirannya yang tertuang dalam kitab-kitab klasik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *