Oleh: KH. Ma’ruf Khozin
Beliau adalah Al Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih, Kota Malang. Beliau sudah lama saya dengar keahliannya di bidang hadis. Sesuai dengan pesantren beliau yang diberi nama Darul Hadits. Di antara tokoh yang menjadi lulusan pesantren ini Prof Quraisy Shihab.
Saya berdoa meminta kepada Allah di dekat makam ulama ahli hadits bukan tanpa rujukan. Ada referensinya. Yaitu seperti yang disampaikan oleh Al-Hafidz Adz-Dzahabi ketika menyampaikan dua Ulama ahli hadits:
“Shaleh bin Ahmad bin Muhammad, al-Hafidz, yang banyak jujurnya, Abu al-Fadlal at-Tamimi al-Hamdzani. Syairawaih menyebutkan dalam Tarikhnya bahwa Ia termasuk ahli hadis, terpercaya, hafidz, dan agamis. Ia tidak takut celaan orang lain dalam agama Allah. Ia punya banyak karya kitab. Meninggal pada 384 H. Berdoa di kuburnya adalah mustajab” (Tadzkirah al-Huffadz, 3/985)
“Ibnu La’al, seorang imam. Abu Bakar Ahmad bin Ali bi Ahmad al-Hamdzani. Syairawaih berkata: Ia terpercaya, orang alim tunggal di masanya. Mufti Hamdzan. Ia memiliki banyak karya di bidang hadis. Ia juga masyhur dengan ilmu fikih. Ia hidup 90 tahun. Berdoa di kuburnya adalah mustajab” (adz-Dzahabi, al-Ibar, /175)