/>
Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!
Beli Buku

Biografi KH. Tamam Qoulany

Oleh: Siti Miladil Camalyah

Mengenal KH. Tamam Qoulany

KH. Tamam Qoulany lahir di Demak, 9 Oktober 1930.[1] Beliau terlahir dari keluarga seorang nelayan dan pedagang, Lingkungan yang menjunjung tinggi nilai agama Islam telah menjadi tempat dimana beliau dibesarkan.[2]

Perjalanan menuntut ilmu KH. Tamam Qoulany dimulai dari mondok di Kudus atas asuhan Kiai Haji Arwani (Kudus). Setelah tamat Aliyah beliau dijodohkan oleh orang tuanya dengan Astuni. Setelah menikah, beliau tinggal di Kudus yang mana dikaruniai empat orang anak, kemudian melanjutkan lagi menuntut ilmunya di UNISULA (Universitas Sultan Agung) Semarang dan tinggal daerah Semarang.

Ketika di Semarang KH. Tamam Qoulany dengan Astuni di karuniai anak lima lagi, kemudian kembali ke Kudus dan lahir dua anak lagi. Jadi jumlah putra-putrinya sebanyak sebelas. Ketika itu KH. Tamam Qoulany juga mempunyai pekerjaan konfeksi menjahit yang bernama Rikarya yang berdiri sejak tahun 1959.

Pada tahun 1980 Tamam Qoulany menjadi Mubaligh di kota Salatiga dan pada tahun 1982 beliau membawa keluarganya pindah ke kota Salatiga, kemudian pada tahun 1983 mendirikan Yayasan Sultan Fatah bersama para sahabatnya yang bernama Ibrohim, Abdul Hanafi dan Ahmad Sukar dari Solo. Berdasarkan data didapatkan penulis dari Skripsi Syamsul Ma’arif menjelaskan bahwa Yayasan Sultan Fatah yang terdiri dari Tamam Kanak-kanak Islam Sultan Fatah, Sekolah Dasar Islam Sultan Fatah, Sekolah Lanjut Tingkat pertama Islam Sultan Fatah serta Sekolah Lanjutan Tingkat atas Assorkaty.[3]

Pernikahan KH. Tamam Qoulany dengan Astuni sampai 1996 dikarenakan Astuni Wafat.

Beli Buku

Pada tanggal 5 Maret 1996 Astuni, istri KH. Tamam Qoulany meninggal dan dimakamkan di kauman Salatiga. Pada 10 November 1996 KH. Tamam Qoulany menikah lagi dengan Qibtiyah, pernikahannya dengan Qibtiyah tidak dikarunia anak. Beliau meninggal dunia pada tanggal 26 Juni 2017.

Selama hidup KH. Taman Qoulay memiliki hubungan dengan masyarakat sangatlah erat, dilihat dari kepercayaan yang diberikan masyarakat kepadanya untuk memimpim beberapa organisasi Islam, politik dan sosial. Beliau pertama kali diberi kepercayaan sebagai ketua MUI (Majlis Ulama Indonesia) kota Salatiga selama tiga priode setelah itu diamanahi lagi menjadi ketua KPU (Komisi Pemilihan Umum) kota Salatiga selama dua priode, lalu diamanahi lagi menjadi ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) kota Salatiga selama dua priode yang membawahi beberapa agama, seperti agama Islam, Kristin, Katholik, Budha, Hindhu dan Kong Hu Chu. KH. Tamam Qoulany menjabat ketua FKUB sampai wafat dan diteruskan oleh putranya yang ke-5 yang bernama Noor Rofiq sampai sekarang.

Riwayat Pendidikan

Sebagai tokoh masyarakat KH. Tamam Qoulany tentu pernah belajar berbagai bidang ilmu, sehingga membuat dirinya sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Perjalanan pendidikan beliau mempelajari berbagai ilmu dan berikut riwayat pendidikan KH. Tamam Qoulany.

“Madrasah Tarbiyah al-Islamiyah pimpinan K.Kasrl dan Belajar di pondok pesantren KH M. Mushlih wedung Demak, pondok pesantren Yanba’ul Al-Qur’an K.H.M. Anwar Amin Al-Qudsiy belajar Al-Qur’an dan Al-Hadits pada tahun 1951-1953, dan mengaji kepada K.H. Ma’ruf Tasykin fiqih dan tasawwuf kudus tahun 1951-1953, belajar di pondok pesantren KH. Mashud Randusari Semarang belajar Tafsir- Ibnu Kasir, ahkam, Al-Qur’an Ibnul-‘ Arabiy, Al- Hadits, Bukhoriy- Muslim- Riyadhush-sholihin, dan fiqih, Taqrib, fathul Mu’in tahun 1959-1963, Kulliyah Muballighin dan Kursus Dakwah Islamiyyah di pondok pesantren K.H.M. Sholeh Darat Semarang pimpinan cucu KH. M. Sholeh bapak Ali Kholil, bersama utadz busthom Muslhli, Ustadz M. Abaas, K.H.M. Gholib, K.Abu Manshur tahun 1959-1963. Kulliyah Fakultas Syari’ah UNISSULA Semarang Lulus SI tahun 1974.”[4]

Pendidikan KH. Tamam Qoulany dimulai dengan belajar di Madrasah Tarbiyah al-Islamiyah yang di pimpin oleh K.Kasrl dan belajar dipondok pesantren yang pimpinan KH. Mushlih Wedung Demak setelah itu pindah di pondok pesantren Yanbu’ul Qur’an pimpinan KH.M. Arwani Amin Al-Qusdsiy KH. Tamam Qoulany belajar Al-Qur’an dan Hadits pada tahun 1951-1953, pada tahun tersebut KH. Tamam Qoulany juga mengaji kepada KH. Ma’ruf Tasykin belajar mengenahi Fiqih dan Tasawwuf.

Pada tahun 1959-1963 belajar di pondok pesantren KH. Masyhud di Randu Sari Semarang mengkaji Tafsir-Ibnu katsir, Ahkam Al-Qur’an Ibnul-‘Arabiy, Al-Hadits Bukhoriy Muslim, Riyadhush Sholihin, dan Fiqih kitab-kitabnya sebagai berikut Tarqib, fat’ul Mu’iin. Pada tahun tersebut juga kulliyah Muballighin dan kursus Dakwah Islamiyyah di Pondok Pesantren KH. Sholeh Darat Semarang pimpinan cucu KH. M. Sholeh, Bapak Kholil bersama Uztad Busthom Mushli, Uztad A. Muthohar, Uztad M. Abbas, KH. M. Gholib, K. Abu Manshur.

Karir dan Pengalaman Organisasi KH. Tama Qoulany

Beli Buku

Dengan ilmu dan pengalaman berorganisani KH. Tamam Qoulany mendapatkan kepercayaan menjadi dosen di beberapa universitas dan mendapatkan amanah menjadi ketua umum dibeberapa organisasi, berikut  karir dan pengalaman organisasi KH. Tamam Qoulany.

“Tahun 1964-1971 ketua L.P.D.I. (Lembaga Pendidikan Dakwah Islamiyah) Markas di Pondok Pesantren K.H.M.Sholeh Darat Semarang, Tahun 1964-1975 ‘’Ketua Majlis Al-Hikmah Al-Islamyyah bersama pimpinan Madrasah “ALKHOiriyyah” Semarang, pimpinan kulliyyatul Mugallighin dan pimpinan LPDI, Markas Masjid Al-Hikmah Al-Islamiyah Jl. Suyudono Semarang, tahun 1971-1975 Ketua Riset dan Organisasi BAD.KO. (Badan Kordinator), PTDI (Pendidikan Tinggi Dakwah Islamiyyah Wilayah Jawa Tengah.

Tahun 1974-1983 mengajar / dosen Fakultas Syari’ah UNISSULA Semarang mengajar Ilmu kalam, Tarekh Tasyri’, Ushul-Fiqh, Fiqh, Fiqih Siyasah, Muqoronatul- Msadzaahib, Al-arba’ah.

Ass. Pror. Dr. M. hasbi Ash- Shiddiqiy, Ayatul- ahkaam dan Ahaadits Al- Ahkaam, Fiqh Siyasah. Ass. Prof. Drs. KH. Asmuni A.R. ushulul Fiqh dan Fiqh.

Tahun 1984-2004 Dosen IAIN Walisongo mengajar Ayaat Al-ahkaam, Ahaadits, Al-Ahkaam, Ushul-fiqh, fiqh, Muqoronatul, Madzahib, Al-Arba’ah, fiqh- Siyasah, Tarekh Tasyri’, Fiqh Munakahah.

Ass. Drs. Suadri, Fiqh Ushul Al- Fiqh. F. Syari’ah.

Mengajar di Fakultas Syari’ah, Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang. Di STAIN Salatiga Fakultas Tarbiyyah dan di STAIN Surakarta Fakultas Syari’ah dan Fakultas Dakwah.[5]

Sejak tahun 1964-1971 KH. Tamam Qoulany menjadi ketua Lembaga Pendidikan Dakwah Islamiyah (LPDI) ketika kantor di Pondok pesantren KH. M. Sholeh Darat Semarang dan pada tahun 1964-1975 menjadi ketua Majlis Al-Hikmah Al-Islamiyyah bersama pimpinan Madrasah Al-Khoiriyyah Semarang, pimpinan Kulliyatul Mugallighin serta pimpinan LPDI kantor masjid Al-Hikmah Al-Islamiyyah yang bertempat di Jl. Suyudono Semarang. Tahun 1971-1975 menjadi ketua Organisasi Badan Kordinator (BADKO), setelah itu di organisasi Pendidikan Tinggi Dakwah Islamiyyah wilayah Jawa Tengah.

Beli Buku

Pada tahun 1974-1983 menjadi dosen fakultas syari’ah di Universitas Sultan Agung (UNISULA) Semarang, mengajar Ilmu Kalam, Tarekh Tasyri’, Ushul Fiqh, Fiqh, Fiqh Siyasah dan Muqoronatul Msadzaahib Al- Arba’ah dan menjadi asisten Prof. DR. M. Hasbi Ash-Shiddiqiy untuk mengajar Ayatul Ahkaam, Ahaadits Al- Ahkaam dan fiqh Siyasah dan menjadi asisten Prof. Drs. KH. Asmuni A.R mengajar Ushul Fiqh dan Fiqh.

Pada tahun 1984-2004 menjadi dosen di IAIN Walisongo mengajar ayat Al-Ahkaam Alhadits, Al- Ahkaam, Ushul Fiqh, Fiqh, muqoronatul Madzahib, Al- Arba’ah, Fiqh Siyasah, Tarekh Tasyri’, Fiqh Munakahah, dan menjadi asisten Drs. Suadri mengajar Fiqh dan Ushul Fiqh di fakultas syari’ah, fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam (IAIN) Walisongo Semarang serta mengajar di Sekolah Tinggi Agama Islam Negri (STAIN) Salatiga di fakultas Tarbiyyah, mengajar fakultas syari’ah dan fakultas dakwah di Sekolah Tinggi  Agama Islam Negri (STAIN) Surakarta. Mengajar Pada tahun 1989 KH. Tamam Qoulany juga menjadi dosen di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) selama dua tahun saja karena KH. Tamam Qoulany mengajar di luar kampus yaitu di Masjid dan dihentikan untuk mengajar di UKSW karena sebagian mahasiswa dan Dosen pindah agama Islam ketika itu KH. Tamam Qoulany mengajar perbandingan agama.

Pada tahun 1980 sampai dengan 2017 KH. Tamam Qoulany menjadi pimpinan dibeberapa organisasi di kota Salatiga sumber penulis yang di dapat sebagai berikut :

“Tahun 1980-2014 sampai KH. Tamam Qoulany meninggal dunia, ketua LPIA (Lembaga Penelitian Ilmu-Ilmu Agama dan Dakwah perwakilan di Salatiga, Pimpinan  Lembaga Perguruan Islam Sultan Fattah (LPIA. Perwakilan di Salatiga), Ketua MUI- Kota Salatiga tahun 1990-2007, Ketua Panwas kota Salatiga Era Reformasi Pemilu Pertama, Ketua Majlis Pemuka Umat Agama Salatiga Tahun 2002- 2014 sampai KH. Tamam Qoulany meninggal dunia, ketua KPU kota Salatiga tahun 2004-2009, ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Agama) tahun 2006-2014 sampai KH. Tamam Qoulany meninggal dunia, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah Al-Islamiyyah.”[6]

Sejak tahun 1980 sampai wafat KH.Tamam Qoulany memimpin di beberapa organisasi di kota Salatiga. Pertama, menjabat menjadi ketua Lembaga Penelitian Ilmu-ilmu Agama dan Dakwah (LPIA) perwakilan di Salatiga. Kedua, menjadi pimpinan Lembaga perguruan Islam Sultan Fattah (LPIA) perwakilan di kota Salatiga. Ketiga, pada tahun 1990-2007 menjadi pimpinan Majlis Ulama’ Indonesia (MUI) di kota Salatiga. Keempat, pernah menjadi ketua PANWAS kota Salatiga Era Reformasi di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan BJ Habibie. pernyataan yang diungkapkan putri yang ke-9 Fathimah KH. Tamam Qoulany pernah mewakili dari kota Salatiga menjadi anggoga ICMI (Ikatan Cendikawan Muslim Indonesia) yang memimpin BJ Habibi dan pernah menjadi Ketua PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) Sebab di Jawa Tengah banyak sekali dari Tionghoa pindah agama Islam termasuk pak Isikandar, yang mempunyai mirabilla dan masih banyak lagi dan setiap sebulan sekali KH. Tamam Qoulany ada pertemuan. Waktu itu kantor berada di Sultan Fatah, karena lanjut usia KH. Tamam Qoulany tidak bisa mengikuti pertemuan di luar kota.

Pada tahun 2002 sampai akhir hayat menjadi pimpinan Majlis pemuka Umat Agama Salatiga  atau sering disebut Majlis (PUASA). Diceritakan oleh Istri KH. Tamam Qoulany sejarah Majlis PUASA Qibtiyah mengungkapkan bahwa Majlis Pemuka Agama Salatiga merupakan majlis yang dibentuk oleh berbagai agama dan wali kota. Pada tahun 2004-2009 KH. Tamam Qoulany menjadi pimpinan Komisi Pemilihan Umum di kota Salatiga dan pada tahun 2006 sampai KH. Tamam Qoulany wafat menjadi pimpinan FKUB di kota Salatiga sekaligus menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah Al-Islamiyah. Hingga KH. Tamam Qoulany wafat, ia masih memegang tiga jabatan yaitu sebagai ketua Majlis Pemuka Umat Agama Salatiga, Ketua FKUB Salatiga, dan sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah Al-Islamiyah.

Karya-karya KH. Tamam Qoulany

KH. Tamam Qoulany di samping kesibukannya dalam organisasi dan pengabdian masyarakat, kyai Tamam juga menghasilkan karya ini antara lain Al islam Wal imaroh (Islam dan Tata Pemerintahan), Azas siasa selmia Islamiyyah (Dasar-dasar Ilmu Sosial Politik Perdamaian dalam Islam, Hikmah Poligami dan bahaya Nikah Mut’ah dan Ni’kah Siri, Etika kerukunan Umat Beragama Dalam Pandangan Islam, Muslimin adalah Patriotik di negerinya tanpa couvinisme, Eksistensi Konvensionalisme sebagai agama, Kramat Pancasila dari abad keabad, manfaat nuklir dalam usaha pertanian, Kesehatan dan Pertahanan, dan menterjemahkan kitabnya Sayyid Muhammad Al-Khotiib yang berjudul Kebohongan Syi’ah Terhadap Ahli Sunnah. Bahkan kyai Tamam mengakuinya, sejak tahun 2000 secara resmi mendapat nominasi sebagai ahli herbal lalu dirinya membuat ijin usaha pada tahun tanggal 21 Maret 2000 tentang izin usaha industri kecil obat tradisional merek PJ. ONTA EMAS, dari bentuk serbuk, kapsul, piil, cairan, obat luar, dan majzun.[7]

Beli Buku

 

Daftar Rujuan

[1] Wawancara bu Fatimah putri ke 9 Kh. Tamam Qoulany pada hari minggu 22 April 2018 di pondok pesantren Al-Hikmah Al-Islamiyah Salatiga Jalan Bukit Sawo, Bugel, Sidorejo Lor, Salatiga.

[2] Ibid.

[3] Skripsi ,Syamsul Ma’arif, yang berjudul  Peran Serta Lembaga Penyelidikan Ilmu-ilmu Agama Islam dan Dakwah terhadap Pembangunan Terhadap Pembangunan Masyarakat Kotamadya Salatiga , jurusan PPAI Sekolah Tinggi Agama Islam Mamba’ul ‘Ulum Surakarta 1997.

[4] Arsip Syakhiyyah Riwayat Singkat KH Tamam Qoulany.

[5] Ibid, Arsip Syakhiyyah.

[6] Ibid, Arsip Syakhiyyah.

Beli Buku

[7] Majalah Sejarahtera media bersatu umat, Bersama Menepis Radikalisme, Meniru Sosok kiai Tamam Qoulany edisi 2/ Tahun II/ April-Juni 2016, hal.39.

Share:
Beli Buku
Avatar photo

Ulama Nusantara Center

Melestarikan khazanah ulama Nusantara dan pemikirannya yang tertuang dalam kitab-kitab klasik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *