Oleh: Rifki Yusak
Kitab Nur Al-Burhani adalah salah satu kitab yang melegenda dikalangan para muridin thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyah di Nusantara. Pasalnya kitab ini, sering dibaca oleh para muridin ketika acara Haul dan Pembacaan Manaqib Syaikh Abdul Qadir Al Jailani. Karena kitab Nur Al-Burhani ini menerangkan tentang manaqib atau Biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, yakni pendiri thariqah Qadiriyyah.
Kitab Nur Al-Burhani adalah salah satu kitab dari beberapa kitab terjemahan yang dikarang oleh KH. Muslih Abdurrahman yang diterbitkan oleh penerbit Toha Putra Semarang. Kitab ini pada dasarnya terdiri dari tiga Juz, Juz pertama menerangkan tata cara berthariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyah dan Juz dua menerangkan Biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani serta Juz yang ketiga, penulis belum mengetahui dengan jelas. Sebab manuskrip kitab Nurul Burhan juz tiga ini belum diketemukan sampai sekarang.
Pada kesempatan kali ini penulis akan sedikit menguraikan tentang kitab Nur Al-Burhani juz 2 yaitu kitab terjemahan bahasa Jawa dari kitab asalnya, Lujainiddani karangan Syaikh Ja’far bin Hasan Al barzanji.
Sebagaimana penulis paparkan dimuka, bahwa kitab yang ketebalannya 127 halaman ini sangat fenomenal dikalangan masyarakat yang mengikuti thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyah, sebab ketika diadakan pembacaan manaqib Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, kebanyakan menggunakan kitab Nur Al-Burhani, yang notabenenya terjemahan dari kitab Lujainiddani. Walaupun tidak dinafikan, ada sebagian masyarakat yang menggunakan kitab Jawahir Al-Ma’ani.
Dalam kitab Nur Al-Burhani, Kiai Muslih dengan detail menerjemahkan lafadz perlafadz kedalam bahasa jawa krama. Dengan gamblang Kiai Muslih memaparkan hal itu, agar supaya para muridin tidak hanya sebatas membaca teks asli kitab saja,melainkan juga memahami maksud teks yang disampaikan oleh pengarang yang dengan indahnya menceritakan biografi Syaikh Abdul Qadir
