Jaringan ulama Nusantara dengan Haramain sebenarnya sudah terjalin dengan baik semenjak Islam tersyiar di bumi Nusantara, khususnya zaman Walisanga. Hanya saja, zaman Walisanga sanad keilmuannya tidak terdokumentasi dengan baik, sehingga hal ini menyulitkan kita dalam menggali data-datanya.
Sanad keilmuan ulama Nusantara terdokumentasi dengan baik mulai abad 17-18, yaitu semenjak Syaikh Arsyad al-Banjari, Syaikh Abdush Shamad al-Palimbani (dan lain-lain) menjalin keilmuan dengan Haramain. Nama kedua ulama ini sering dimunculkan Syaikh Yasin al-Fadani dalam beberapa sanadnya yang dibaca umat Islam dari belahan dunia.
Syaikh Yasin al-Fadani merupakan ulama Nusantara yang paling menonjol pada masanya (khususnya dalam bidang ilmu sanad). Syaikh Maimoen Zubair manaruh sosok al-Fadani sebagai (salah satu) mujaddid pada abad 14 Hijriah dalam kitabnya al-Ulama al-Mujaddidun.
Semua mengakui kealiman Syaikh Yasin al-Fadani. Jika kita membaca lembaran sanad yang tersebar di belahan dunia, maka namanya sering disebutkan. Berkah al-Fadani, banyak nama ulama Nusantara yang namanya asing menjadi dikenal banyak orang, namanya diabadikan ke dalam sanad-sanad tersebut, salah satunya adalah Syaikh Mahfudz al-Termasi.
Menurut Syaikh Maimoen Zubair bahwa Syaikh Mahfudz al-Termasi merupakan ulama Nusantara yang paling alim pada masanya. Santri-santrinya kebanyakan menjadi ulama besar, semisal Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Ahmad Dahlan, Syaikh Ali bin Abdullah al-Banjari, Syaikh Baqir al-Jogjawi, Syaikh Umar Hamdan al-Mahrusi, dan Kiai Baidlowi al-Lasemi.
Tidak heran jika santri Syaikh Mahfudz al-Termasi banyak menjadi orang alim sebab syarat mengaji kepadanya sangatlah berat, harus hafal al-Qur’an dan qira’at. Hal ini sebagaimana cerita Syaikh Najih Maimoen (yang beliau riwayatkan dari Kiai Hamid Baidlowi dari ayahnya, Kiai Baidlowi al-Lasemi) bahwa ketika Kiai Baidlowi Lasem hendak mengaji kepada al-Termasi, beliau mimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW yang berpesan, “Jika kamu ingin mengaji kepada Syaikh Mahfudz Termas, maka hafalkanlah al-Qur’an dan ilmu Qira’at terlebih dahulu.”
Syaikh Mahfudz al-Termasi memang ulama yang luar biasa. Halaqahnya dikitari thalabah dari berbagai penjuru dunia Islam. setelah beliau wafat, belum ditemukan sosok seperti dirinya, hingga akhirnya Allah memunculkan Syaikh Yasin al-Fadani, yang halaqah keilmuannya sangat ramai, dihadiri banyak thalabah dari penjuru dunia Islam.
Syaikh Yasin al-Fadani bukanlah murid Syaikh Mahfudz al-Termasi, namun cucu murid. Beliau mengambil ilmu dan sanad dari beberapa thalabah al-Termasi, baik yang bermukim di Haramain atau di Nusantara, diantaranya adalah Syaikh Baqir al-Jogjawi, Syaikh Umar Hamdan al-Mahrusi, Kiai Hasyim Asy’ari, dan Kiai Wahab Hasbullah.
Sebagaimana riwayat dari Syaikh Najih Maimoen yang mengatakan bahwa Kiai Baidlowi al-Lasemi pernah berkata bahwa Syaikh Yasin al-Fadani lah orang yang bisa menggantikan posisi Syaikh Mahfudz al-Termasi.
Yogyakarta, 9 Februari 2025
Amirul Ulum