Siapa yang tidak kenal dengan Kiai Arwani Kudus, seorang ulama hafidz dan pakar qiraat yang menjadi santri kinasih Kiai Munawir Kudus. Nama beliau sangatlah harum. Banyak ulama besar yang nyantri kepadanya, salah satunya adalah Kiai Abdullah Salam.
Jika di Kudus ada Kiai Arwani, maka di Rembang ada ulama yang namanya masyhur, yaitu Kiai Zubair Dahlan. Beliau pernah belajar kepada ulama Yogyakarta yang mukim di haramain, yaitu Syaikh Baqir al-Jogjawi.
Kiai Zubair Dahlan dan Kiai Arwani Kudus ini merupakan dua ulama asal Jateng, yang halaqahnya ramai didatangi para thalabah. Hanya saja,yang hadir di majelis keilmuan Kiai Zubair Dahlan kebanyakan adalah santri yang ingin mendalami kitab kuning. Sedangkan para thalabah yang menghadiri halaqah keilmuan Kiai Arwani Kudus kebanyakan adalah mereka yang ingin menghafalkan al-Qur’an (dan qiraatnya).
Antara Kiai Zubair dengan Kiai Arwani terjalin hubungan keakraban. Kakraban ini nampak, ketika Kiai Maimoen Zubair usai belajar dari Masjidil Haram, beliau diminta untuk mengaji kepada Kiai Arwani Kudus. Tentunya hal ini menjadi salah bentuk pengakuan Kiai Zubair atas keilmuan Kiai Arwani Kudus.
Jika Kiai Zubair mengakui kealiman Kiai Arwani Kudus, maka Kiai Arwani juga demikian. Pernah suatu ketika, beliau menyempatkan diri sowan di kediaman Kiai Zubair Dahlan. Saat Kiai Arwani meneguk minuman yang disuguhkan kiai Zubair, maka bergegas kiai Zubair mengambil sisa minuman tersebut untuk diminumnya. Begitu juga sebaliknya, Kiai Arwani bergegas meminum sisa minuman Kiai Zubair Dahlan.
Keduanya, sama-sama ingin mengambil keberkahan sisa minuman atau makanan dari seorang yang dianggapnya alim. Semoga kita bisa meniru jejak keduanya. Amiin ya Rabb.

Yogyakarta, 29 September 2025
Amirul Ulum